Teknik Penghalalan Ala Kita

February 28, 2012 Samuel Yudhistira
Terkadang suatu perdebatan bisa terjadi ketika ada suatu topik yang memang patut untuk diperdebatkan, dan terdapat dua definisi yang berbeda dan saling bertolak belakang. Bisa dibilang kontras.
Terkadang masalah-masalah simpel yang sering kita alami tanpa kita sadari merupakan suatu persoalan yang patut dipertanyakan. Sehingga terkadang ketika perdebatan dimulai kita mulai tersadar bahwa hal yang menurut kita "lazim" sebenarnya bisa dipersalahkan atas dasar moralitas dan bahkan hukum. Ketika kita menyadari bahwa hal "lazim" tersebut adalah suatu kesalahan, maka satu hal yang sewajarnya dilakukan banyak orang adalah memberikan excuse atau bahkan exception terhadap tindakan tersebut dengan tujuan untuk membenarkan cara yang dipakai berdasarkan hasil yang didapat.

Machiavelli pernah menyebutkan: "The end justifies the means"

Artinya, tak peduli jalan apa yang digunakan, yang diutamakan adalah hasil yang diperoleh. Sehingga banyak jalan yang dihalalkan demi tujuan akhir tersebut tanpa mempedulikan batasan moral maupun hukum yang berlkau di masyarakat. Sebagai manusia, banyak tindakan yang sebenarnya "salah" kita "benarkan" demi tujuan akhir semata, tanpa mempedulikan moralitas.

Terlepas dari definisi-definisi lain mengenai perkataan Machiavelli tersebut namun banyak ahli menyebutkan bahwa pernyataan tersebut merupakan suatu hal yang wajar di dunia politik yang sangat "kotor" kalau menurut gw.

Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak mendengar istilah "white lies", "pencuri agung", dan "pencuri yang gentle", dsb. walaupun tujuan akhir yang diperjuangkan adalah demi kebaikan tapi tetap saja cara yang digunakan adalah dianggap "salah". Kebohongan, apapun tujuannya, tetap saja akan dianggap sebagai kebohongan, pencurian apapun tujuannya tidak akan menghilangkan makna dari pencurian tersebut, pembunuhan, teror, perang yang suci, apapun bentuknya, tetap saja makna "kotor" yang terkandung dalam tindakan tersebut tidak akan hilang walaupun tujuan yang dikejar adalah sebuah "kebaikan".


Tapi banyak hal mungkin yang akan berubah jika "penghalalan tujuan" tersebut tidak dilakukan, karena bagaimanapun juga semua kejahatan putih berlapis perak ini memegang andil penting dalam memerangi ketidakadilan yang jauh lebih bengis daripada sekedar "KEJAHATAN".

Kembali Menggila *sementara*

February 22, 2012 Samuel Yudhistira
Yeahh

sudah lama sekali gw gak nulis di blog ini.

Selain karena gw mulai males nulis ditambah lagi gw sekarang punya kerjaan baru: MAIN GAME!

Dan banyak hal yang terjadi selama masa vakum gw ini, yaitu:

1. Gw punya "istri" baru, sebuah gitar tipe Les Paul berwarna hitam sekarang bakal jadi tandem gw yang selama 3 tahun ini menggunakan sebuah strat sunset.

2. Setelah di-"demo" berulang kali akhirnya gw potong rambut, kisah gw potong rambut juga gak kalah unik, karena gw potong rambut bertiga bareng temen-temen band gw, dan dengan model yang sama. Yeah kita bertiga dalam satu band dengan potongan rambut yang sama juga.

3. Mulai mencari inspirasi buat lagu-lagu baru

4. Dan gw mulai mengumpulkan materi-materi cerpen gw yang tercecer. You know, gw punya sedikit bakat dalam menulis cerita, walaupun tema-temanya rada absurd, berhubung gw menjadikan Hemingway dan Edgar Allan Poe sebagai panutan jadi sudah jelas genre cerita yang ditulis agak sulit untuk dijelaskan.

5. Akhir-akhir ini gw banyak membaca buku2 tentang pergerakan komunis di Indonesia, sehingga membuat gw berpikir sebuah pola yang sedikit "berbeda" dari cara berpikir orang-orang di Indonesia mengenai tragedi-tragedi yang menyangkut kaum komunis Indonesia.

Kira-kira seperti itulah update terakhir dari gw, mungkin gw bakal vakum lama juga dari blog gw tercinta ini, cheers folks!