Fake...Fake...Fake...

September 26, 2012 Samuel Yudhistira
Ada satu quote dari Kurt Cobain yang lumayan mengganjal di otak gue belakangan ini, "The worst crime is faking it". Intinya, orang yang berpura-pura itu sama saja dengan kejahatan paling buruk, paling menjijikan, dan paling sampah di muka bumi ini. Sifat berpura-pura itu banyak gue temukan di sekitar gue. Entah itu teman,tetangga,bahkan keluarga gue sendiri.

And I really hate it. Pretenders are the worst kind of people that ever lived and breathe in our atmosphere. And for me, those kind of people must die and tortured in hell. Bener, gw paling benci sama orang yang munafik. Padahal dia mau tapi ngomong di depan kita gak mau. Padahal dia suka tapi bilang di depan kita gak suka. What the fuck. Is it hard to be honest? 

Kenapa sih kita harus menyembunyikan diri kita di balik topeng yang kita ciptakan sendiri? Apakah kita takut mejadi diri kita sendiri di depan orang lain. Apakah kita harus menyembunyikan diri kita di depan orang lan supaya orang lain mau berteman atau peduli sama kita. Kalo begitu mereka bukannya peduli sama diri kita ynag sebenarnya tapi mereka hanya peduli pada "diri kita" yang memakai topeng kepalsuan.

Dan yang bikin gue sedikit heran adalah, ada beberapa orang yang merasa nyaman dengan "topeng" kepalsuan mereka dan berusaha untuk menjadikan topeng tersebut menjadi diri mereka yang sebenarnya di mana gue menganggap tindakan tersebut sebagai usaha sia-sia dan tak perlu dilakukan karena ketika orang-orang sadar bahwa sosok yang selama ini mereka anggap sebagai seseorang yang mereka "kenal" ternyata menggunakan topeng kepalsuan, maka selamanya orang akan semakin sulit untuk mengenal diri kita yang sebenarnya. Itu artinya kita sendiri memalsukan diri sendiri, kita membohongi diri kita sendiri. Untuk apa? Untuk semua perhatian dari orang lain? Untuk semua penghargaan? Untuk semua pertemanan palsu yang kita kita ciptakan? Untuk semua cinta dari orang lain yang ternyata "salah sasaran"?

Menurut gw, rather be hated for what I am than loved for what I'm not.
Setidaknya kita menjadi diri kita sendiri, daripada kita dicintai orang lain yang sebenarnya tidak tahu siapa diri kita yang sebenarnya. Ketika orang menghormati/mencintai kita yang berpura-pura, semua bentuk penghormatan yang diberikan bersifat sementara, karena pada akhirnya ketika mereka tahu siapa diri kita yang sebenarnya, kemungkinan besar mereka akan meninggalkan kita. Kalaupun tidak, kemungkinan besar akan ada perasaan suspicious terhadap diri kita.

Jadi, gue lebih menyarankan supaya kita menjadi diri sendiri saja, tak usah berpura-pura baik, berpura-pura suci, berpura-pura pintar,berpura-pura rajin di hadapan orang banyak untuk mendapatkan perhatian lebih. Hasil yang kita peroleh hanyalah kekecewaan.

Jadilah diri sendiri, karena orang lain juga akan lebih menyukai kita apa adanya, kita yang sebagaimana mestinya, kita dengan jati diri kita yang sesungguhnya.