Teori Konspirasi

May 11, 2013 Samuel Yudhistira
Baru beberapa hari yang lalu, gue bertandang ke rumah kawan lama. Yoi temen seperjuangan masa-masa berseragam putih abu-abu dulu. Bermodalkan semangat setelah bertandang ke wilayah Jakarta Barat untuk tujuan yang agak dirahasiakan (blog gue lagi dipantau KPK, Komisi Pemberantasan Komuk, hehe).

Ternyata temen gue ini adeknya lagi betah baca buku-buku teori konspirasi beserta illuminati dan lain-lain. Wajar anak umur segitu sedang semangat-semangatnya baca begituan, patut diacungi jempol untuk semangat ingin tahu-nya tapi perlu diimbangi juga dengan sudut pandang mengenai konspirasi tersebut, yah, soalnya terlalu fokus dengan konspirasi bisa-bisa kebakaran di pasar impres juga dibilang "konspirasi Yahudi & Amerika".

Kalo gue jujur baca buku-buku yang model begitu sih suka tapi malah bikin bingung. Bingung, rasanya dunia yang selama ini gue anggap biasa saja, ternyata menyimpang rahasia yang membuat kita merasa seperti bukan siapa-siapa.

Gue merasa seperti mainan kecil layaknya gasing yang dikendalikan oleh orang-orang yang bahkan gue gak tahu bentuknya kaya gimana.

Selagi bingung dengan teori konspirasi buatan segelintir orang yang katanya mau "menguasai dunia" layaknya tokoh-tokoh antagonis di film-film kartun pagi, gue juga dibingungkan dengan tipikal anak-anak muda sekarang yang nampaknya mudah sekali terpengaruh dengan hal-hal semacam itu.

Yang lebih mengherankan, mereka membangun fondasi pengetahuan mereka cuma berdasarkan satu sumber yang tidak mempunyai dasar pemahaman yang kuat, sehingga jangan heran banyak yang baru baca ala kadarnya tapi bicara layaknya pakar yang bertahun-tahun meneliti berbagai teori.

Di dunia yang penuh dengan tanda tanya tanpa tanda bukti ini gue hanya bisa tersenyum menanggapi semuanya. Heran, manusia itu koq gak pernah puas dengan pegangan yang mereka ciptakan sendiri. Selalu penuh keraguan.

(1) Manusia ragu dan takut kalo mereka mati nanti, mereka akan bagaimana. Sehingga diciptakan berbagai agama beserta berbagai teori teologis-nya ,"surga serta neraka", syarat-syaratnya, serta "tuhannya" yang kadang diciptakan berdasarkan sesuatu yang sama sekali tidak logis. Menurut gue agama adalah salah satu pegangan/ciptaan manusia yang paling berhasil menggaet jutaan orang merasa yakin dan berani memberikan segalanya demi akhir yang sempurna, yah sesuai ajaran masing-masing yee, hehehe

(2) Masih ragu dengan agama terkadang manusia menciptakan pegangan lainnya berupa jimat-jimat, dsb. Karena menurut mereka "tuhan" itu tak berwujud sehingga mereka tidak bisa tenang dengan hari esok yang penuh teka-teki.Heran memang, sudah kurang absurd-kah agama yang mereka ciptakan sampai mereka harus menciptakan kepercayaan alternative atau agama alternative atau sesuatu yang jauh lebih absurd hanya supaya mereka bisa tenang.

(3) Manusia merasa terancam dengan sesama manusia lainnya yang beda ras,suku,agama,dan pandangan politik, sehingga mereka mengumpulkan manusia yang sejenis dan membetuk semacam perkumpulan untuk melindungi diri dari ancaman "manusia lain". Yah, manusia itu unik memang, pegangan mereka yang satu ini terkadang bisa jauh lebih mengancam stabilitas karena keterikatan nasib yang ada di dalamnya. Kita selalu merasa terancam dan terancam.

(4) Ketika perkumpulan tidak juga membuat mereka "aman" akhirnya manusia sadar kalo sebetulnya mereka itu tidak perlu menggantungkan dirinya pada siapapun. Each man for himself membuat manusia merasa "aman" dalam zona-nya sendiri yang diciptakan hanya untuk dirinya, tanpa peduli dengan hari esok, memegang teguh prinsip "Coromemus nos rosis, cras enim moriemur." 
Dan dia-pun menganggap dirinya adalah evolusi dari primata.

Yah begitulah, manusia yang dilanda berbagai keraguan terkadang menggantungkan dirinya pada teori yang diciptakan juga oleh manusia sendiri.
Kalo gue, yasudahlah, ikuti saja ajaran Tuhan-mu bukan agama-mu. Agama diciptakan manusia tapi Tuhan mencipktakan manusia. Lengkap dengan akal budi untuk menciptakan berbagai hal, walaupun Tuhan-pun tahu kalau terkadang ciptaan-ciptaan yang berasal dari akal budi manusia dipakai untuk melawan diri-Nya dan membawa manusia semakin menjauh dari Tuhan.

Mungkin saat ini Tuhan sedang menguji sejauh mana batas kepercayaan manusia terhadap keberadaan-Nya yang tertera di sekeliling kita, bahkan ketika kita bercermin. Terlalu dekat Tuhan itu, mengapa kita harus berpikir terlalu jauh?

Manusia... 





SiapalahArcticMonkeysIni

May 08, 2013 Samuel Yudhistira
Gue udah pernah bahas Arctic Monkeys beberapa tahun lalu di blog ini, KLIK


Dan luar biasanya, gue baru tahu kalo fans-fans garis keras dari band asal Inggris ini lumayan rame di Indonesia, Jakarta dan Bandung terutama (Agak susah buat Bekasi nampaknya). 
Oke, jadi awal terbentuknya mereka gue kurang paham, karena gue juga orang baru di dunia per-ArcticMonkeys-an, dalam artian awalnya gue gak minat ngikut-ngikut komunitas penggemar. 
Dan dari dulu juga gue rada males ngikut komunitas atau fanbase entah itu band,musisi,klub bola, sampe bintang bokep. Lebih suka main tunggal gue, hehe.

Tapi entah ada angin apa gue mendadak rada excited diajakin sama teman lama gue si Fisty buat ikut gathering Arctic Monkeys Jakarta (disingkat: AMJk). Yah penasaran aja seperti apa sih kegiatan mereka dan denger-denger mereka mau bikin gig gitu, wah lumayan kan FURS bisa ngikut nimbrung.

Walhasil disedotlah saya ke dalam dunia mereka...

Gathering pertama di Taman Menteng berlangsung agak antik rada ngantuk tapi lumayan rame, maka dari situ diputuskannlah akan diadakan sebuah gig bertajuk "A Tribute to Arctic Monkeys" konsep kasar yang masih dalam bayangan. Dan pertemuan kedua diatur di Taman Ismail Marzuki.

Seminggu berlalu dan Taman Ismail Marzuki menjadi saksi pembentukan kepanitiaan dan keseriusan dalam menyelenggarakan gig dan judul nyeleneh pun dipilih "Siapalah Arctic Monkeys Ini?" mengacu pada judul EP mereka "Who The Fuck Are Arctic Monkeys?". Terjadi pada gathering kedua.

Gathering ketiga bertempat di Rossi Musik, di tempat yang nantinya akan menjadi venue acara tersebut. Bagi tugas, kerja mandiri, dan tekad kuat semakin terpancar di wajah mereka. Walau sempat timbul kekhawatiran mengenai tanggal yang berbenturan dengan festival rock internasional sehinga mengharuskan acara dimajukan dari bulan Juni menjadi Mei, yang artinya waktu untuk persiapan semakin pendek namun optimisme tetap memancar.

Gathering keempat mengambil lokasi yang sempat berpindah dari restoran ayam menjadi sebuah convenience store. Hujan tidak membuat orang-orang malas untuk datang tetapi semakin terpacu untuk merampungkan segala kendala yang bertumpuk. Perkara izin,ticketing,promo,media partner, dan surat-surat lainnya diselesaikan dengan segera.

Dan di Maitrin kemarin nampaknya acara yang dibuat secara dadakan ini sudah memasuki tahapan akhir dengan perbincangan singkat soal biaya dan rampungnya kartu panitia serta sticker. Promosi gencar dilakukan di berbagai media berbasis internet. 

Akhirnya gue yang juga turut mengambil bagian dalam acara ini menyatakan siap untuk beraksi dalam acara cihuy nan ciamik bertajuk: "Siapalah Arctic Monkeys Ini".


Yapp, bersiaplah bernyanyi dengan para sahabat yang juga demen Arctic Monkeys. Kutunggu dirimu tanggal 19 Mei 2013 nanti. Kita bernyanyi bersama.

The Future Starts Here

May 04, 2013 Samuel Yudhistira
Hell-o!

Lama tak malakukan psoting di blog yang kagak ada indah-indahnya ini. Huehehe.

Anyhoy, berhubung gue yang empunya blog ini lagi sibuk-sibuknya dengan kuliahnya dan kegiatan "amal" lainnya (disebut amal karena tidak menghasilkan uang, hehe) maka agak susah nih freen mencuri-curi waktu yang udah tiris juga gak bisa dicolong sama sekali (nasiff).

Judul di atas gue ambil dari potongan lirik lagunya The Doors - Roadhouse Blues.

Sempat bicara soal masa depan yang penuh kabut, yah kabut, ibarat jalan nanjak di gunung yang penuh kabut, ngeriii, mau tancap gas takutnya ada tikungan tapi kalo jalan lambat ngerinya diseruduk dari belakang oleh kencangnya perubahan zaman.

Omongan rada serius ini muncul ke permukaan pas lagi ngumpul sama teman-teman. Agak aneh buat mereka yang memegang teguh asas "santai" atau "let it flows", tapi gak bisa mengelak fren, kita akan melewati waktu yang kejam yang tak bisa diputar kembali tanpa kita sadari. Kalo kita gak punya rancangan untuk masa depan, kita cuma jadi penonton, bahkan kita yang bisa-bisa dilindas zaman.

Sadar cepat, antisipasi sekarang.

Mau kapan lagi? 
Globalisasi memaksa kita yang belum siap untuk segera siap secara instant. Yah, sadis memang tapi mitos global yang dulu gue bayangkan akan terjadi ketika dunia berubah menjadi layaknya film sci-fi ternyata mulai terasa sekarang di mana mobil masih berjalan di atas ban bukan terbang seperti di film.

So, fasten your seat-belt, folks! Kita akan tancap gaass!!

Gue inget kata-katanya Admiral W.F. Halsey waktu Perang Dunia II

"HIT HARD! HIT FAST! HIT OFTEN!"

Hajar terus semua halangan, semangat bekerja keras demi masa depan cerah kita freen! Sikaaaaaatttt!!