Pada Akhirnya

September 26, 2014 Samuel Yudhistira
22 September 2014

4 tahun sudah. Akhirnya selesai juga perjuangan gue untuk menyelesaikan kuliah. Gedung pasca-sarjana di daerah Kenari, Jakarta Pusat menjadi saksi transformasi gue dari mahasiswa menjadi seorang sarjana. Pertempuran maha alot guna menyelesaikan semua akhirnya selesai dengan kemenangan gemilang.

Gue yang awalnya skeptis ternyata bisa menyelesaikan kuliah dengan tepat waktu.

Seneng
Bahagia
Dan gue teramat tak sabar menghadapi dunia yang jauh lebih keras.
Menghadapi orang-orang yang jauh lebih brengsek daripada dosen penguji.

Marilah nikmati dulu kelegaan ini barang seminggu karena perjuangan gue masih amat panjang, nikmati saja tiap anak tangga dengan senyuman.

Hirup aroma kebebasan dari tugas,UTS,UAS,praktikum,Penulisan Ilmiah,penguji,pembimbing,teman yang rusuh,berangkat buru-buru ke kampus,tepar di kampus.

Dan marilah mengenang saat-saat menyenangkan kala mahasiswa.

Yah, banyak banget hal yang mungkin gue kangenin banget di kampus.

Patungan beli rokok sama kopi,nongkrong di parkiran,maen kartu,minum yang gak halal,becanda-becanda goblok,menghirup udara pagi yang penuh perjuangan,reuni ala UTS. 

Yah, itu semua akan tetap hidup di alam memori gue sampe selamanya.

Teman-teman, marilah kita berjuang kembali dengan jalan kita masing-masing. Biarlah kita diterpa angin dan hujan yang menusuk dengan senyuman dan tawa di wajah kita.

Cheers!!

Setara.

September 11, 2014 Samuel Yudhistira
If you read this post that means you can read so well. 

Sedang dibingungkan dengan sistem yang berbelit-belit dan tidak ringkas sedangkan daya yang tersedia tidak cukup untuk memenuhi persyaratan sistem tersebut. Yang bisa dilakukan hanya sabar menunggu waktu yang tepat untuk melancarkan serangan demi serangan supaya bisa terbebas dari ikatan tanggung jawab.

Man, it's like living in hell.

Tenang sejenak mendengar suara Syd Barrett di album awal Pink Floyd sambil menyaksikan perubahan dari terang menuju ke gelap, ya di tengah suasana yang kelabu ini marilah sejenak menarik diri dari kesibukan pikiran. Untuk sejenak kita mengisi pikiran dengan hal-hal yang menyejukkan hati. Kebahagian yang otentik dan orisinal adalah dunia yang hanya ada dalam pikiran kita, sebuah ide yang sempurna adalah milik kita. 


Siksaan yang paling terasa adalah siksaan visual. Masuk ke dalam otak lebih cepat dan akan lebih sulit untuk dihlangkan. Menyerang hal tak kasat mata yang mungkin akan melumpuhkan kemampuan untuk bersaing memperebutkan oksigen dengan manusia lain. Manusia semakin banyak.

Iri hati dan dengki adalah pembunuh. Membunuh rasa kemanusiaan. Membunuh batin dan kesadaran sosial. Membunuh perasaan akan kebutuhan. Meyakinkan jiwa akan nafsu keinginan dan melebarkan ruang nafsu seluas samudera tak berbatas yang pada akhirnya memicu tindakan irasional.