, , , , , , , ,

The Velvet Underground - White Light/White Heat (1968)

January 31, 2017 Samuel Yudhistira
Watch that side, watch that side don't you know it gonna be dead in the drive.

Setelah album pertama mereka yang diproduseri oleh Andy Warhol gagal dari sisi penjualan, The Velvet Underground mengalami gesekan dengan Andy Warhol dan sudah jelas kerja sama mereka berhenti sampai di sana. 

Jadwal panggung tetap berjalan dan improvisasi berisik mereka di panggung turut membangun embrio untuk materi di album kedua yang menurut gue sangat layak untuk didengarkan. Sebuah album yang memperoleh peringkat 293 dari 500 album terbaik sepanjang masa oleh majalah Rolling Stone.

Album ini kotor,berisik,pengang,membingungkan,nyeni,eksentrik,tidak jelas,nyeleneh, dan tidak punya arti. Itulah statement yang sudah sangat jamak beredar ketika membahas tentang album ini. Buat gue album ini canggih bukan main. Makanya waktu ngeliat CD album ini di sebuah toko musik tanpa pikir panjang gue langsung merogoh kantong untuk memboyong album ini. 

First time I heard this album was in my noisy college  day. I was so confused and I thought this album made while they high or something. 

"Gilak! Kenapa orang-orang ini kepikiran bikin album macam ini sih," kira-kira begitulah pendapat pertama gue setelah mendengarkan album ini.

Warisan dari album ini bisa kita dengarkan pada band-band seperti Joy Division,Buzzcocks,New Order,Television,Sonic Youth, sampai Chelsea Light Moving.

Attitude berisik yang mereka tunjukkan di album ini juga turut memberikan andil pada perkembangan musik noise,punk,sampai experimental rock. Bisa dilihat di lagu "The Gift" mereka mengiringi pembacaan sebuah cerita pendek dengan musik yang penuh feedback dan distorsi berisik selama 8 menit lebih. Atau pada lagu berdurasi 17 menit lebih penuh eksperimen berjudul "Sister Ray" yang sempat menjadi anthem depresi gue pada masa dulu. 

"Sister Ray" mungkin lagu yang paling memusingkan di album ini. The song concerns drugs use,homosexuality,violence, and transvestism. Lou Reed dalam sebuah interview bahkan pernah berujar, "Sister Ray' was done as a joke—no, not as a joke—but it has eight characters in it and this guy gets killed and nobody does anything. It was built around this story that I wrote about this scene of total debauchery and decay. I like to think of ‘Sister Ray' as a transvestite smack dealer. The situation is a bunch of drag queens taking some sailors home with them, shooting up on smack and having this orgy when the police appear."

Sebuah statement yang menurut gue sangat Lou Reed.

Lagu-lagu lain di album ini seperti "White Light/White Heat" atau "I Heard Her Call My Name" juga memberikan warna musik yang luar biasa abstrak dan berisik dengan lirik yang sangat tidak biasa.

Walau tetap secara penjualan album ini tetap tidak laku (seperti juga semua album yang mereka rilis) tapi album ini seperti sebuah pencerahan bagi generasi-generasi musik selanjutnya. Lirik-lirik transgresif secara sosial dan menantang album-album yang populer di masa itu dengan musik mereka. 

Tanggal 30 Januari 1968 album ini dirilis dan tepat hari ini merayakan ulang tahun yang ke 49 tahun. Wow! Usia yang cukup tua untuk sebuah album "underground" yang masih memberikan pengaruh masif di kalangan seniman dan musisi secara khusus. Masih dirilis ulang dalam berbagai format dan tentu saja kualitas suara yang lebih jernih dibanding sebelumnya. 


Daytime fantasies of sexual abandon permeated his thoughts.
And the thing was, they wouldn't understand who she really was.
The Velvet Underground - The Gift


, , , , , ,

Everybody is Making Love or Else Expecting Rain

January 24, 2017 Samuel Yudhistira
"I'm falling deeper to you," ujarmu seraya menatapku dengan tatapan layaknya seorang anak kecil.


"Buat apa jatuh kalau kau bisa terbang tinggi menari bersama senja. Terbanglah! Jangan mau jatuh lebih dalam. Menarilah bersama senja karena aku mencintaimu sama seperti aku mencintai senja," seperti biasa tanggapanku akan selalu berbanding terbalik dengan apa yang kau harapkan.

"Matamu...mereka bicara," engkau bicara sambil mengusap wajahku dengan alasan ingin menelusuri setiap lekuk yang ada di wajahku dan matamu terus beradu dengan mataku. 

Entah apa yang dibicarakan oleh kedua mataku bahkan aku sendiri tidak tahu. Yang pasti mereka pasti berbicara hal-hal yang menyenangkan. Semuanya terlihat dari ekspresi senangmu setiap kali mendengar mataku berbicara.

Jangan lihat ke belakang dan berkata bahwa semua nampak begitu baik di masa lalu. Manusia berubah begitu cepat. Aku tidak ingin menikmati waktu bersamamu karena setiap kali aku menikmati waktu di saat itu juga waktu berjalan begitu cepat. Pura-pura tidak tahu saja. Pretend to care so time won't be so mean.

Kita mengukir tanda tanya di setiap markah jalan yang kita temui sambil menertawakan orang-orang yang dengan begitu patuh mengikuti markah jalan menuju entah ke mana itu.

Beri aku badai semalam suntuk supaya aku terus terjaga bahkan dalam kelelahan yang teramat ekstrim. Jangan tawarkan aku bahagia karena kau dan aku punya definisi yang sangat berbeda tentang apa itu bahagia tapi buat aku merasakan kesedihan karena rasa sedih membuatku merasa bahwa hidup itu tidak selalu seperti apa yang aku harapkan.

Terbang, kita akan terbang dengan sayap imajiner dan tak pernah peduli kapan kita jatuh. Kita berdansa di langit yang tercemar oleh aktivitas manusia-manusia di darat sana. Kita akan terbang dan hidup di langit melawan gravitasi,tertidur di kasur awan,menantang matahari,mendengar cerita bintang-bintang, dan berdiskusi dengan bulan.


Cerita Senja

January 14, 2017 Samuel Yudhistira
"Aku cinta padamu senja," entah mengapa aku berbisik sembari memandang ke atas langit jingga di kota kesayangan kita. Mungkin bisa kuraih jinggamu dan kubawa pulang agar dia abadi bersama denganku.

Aku ingin cerita tentang mereka yang datang dan pergi atau tentang kebencian yang bertunas,bertumbuh dan berbuah di depan mataku. Kesalahanku adalah tidak menginjak kebencian selagi dia masih berbentuk tunas.

Senja, salahku di mana? Apa yang mereka lihat dan tidak pernah kulihat sehingga membuatku dipersalahkan atas kekacauan dunia ini?

Aku cinta padamu senja. Senja, kau memang hebat! Umurmu pendek tapi semua orang berebut ingin mengabadikanmu baik secara analog sampai digital entah di puncak gunung atau di tepi pantai tapi aku menyimpanmu secara abadi masuk ke kantung memori otakku dan kubiarkan engkau bermain dengan teman-teman di kepalaku.

Senja, aku ingin cerita tentang gaji yang tak pernah cukup,macetnya jalanan menuju rumah,rekan kerjaku yang jenaka,tentang orang tuaku yang mulai menua,tentang pekerjaanku yang menyenangkan,tentang tagihan yang datang tiap bulan, dan tentang hidupku yang nyaris kehilangan makna.

Aku cinta padamu Senja.




Tahun Baru 2017

January 04, 2017 Samuel Yudhistira


Tidak ada yang istimewa. 
Hanya kau,aku,dan jalanan mungkin tempat tepat untuk melewatkan pergantian tahun.

Mari dengar, ini lagu-lagu yang menyelamatkanku dari maut yang kubuat sendiri.
Baca dan pahami liriknya. Mereka mungkin tak punya arti bagi orang-orang di luar sana tapi bagiku lagu-lagu ini menyelamatkan nyawaku dari pisau dan racun.

Chamomile dan Caffeine bukan pasangan yang tepat.

"It's like in the middle of a warzone..." ujarku memandang langit yang memerah dan penuh bau mercon yang merebak menguasai malam.

Selamat tahun baru! 
Hidupku ditimpa warna baru, bukan substitusi tapi dia adalah primer lain yang mengubah lukisan kehidupan menjadi lebih berwarna. Hiduplah abstrak! Terpujilah dia diantara semua teori seni yang pernah ada di dunia.

Habiskan saja semua fast food di depan mata kita dan cerita tentang masa jaya adalah sebuah cerita yang tetap seru untuk disimak oleh siapapun juga. 

Roda berkaratku mulai berputar terlalu cepat meninggalkan jejak-jejak kehidupan di masa lalu penuh darah dan air mata.

The streets are fields that never die. 

Hai engkau tokoh yang datang mendadak, siapkah engkau beradu cepat di jalur tanda tanya? Beri aku kejutan, beri aku warna baru, beri aku perspektif baru, dan nikmati saja lara datang akibat perbuatan kita sendiri.

Selamat datang! Mari berpesta!