Cerita Senja

January 14, 2017 Samuel Yudhistira
"Aku cinta padamu senja," entah mengapa aku berbisik sembari memandang ke atas langit jingga di kota kesayangan kita. Mungkin bisa kuraih jinggamu dan kubawa pulang agar dia abadi bersama denganku.

Aku ingin cerita tentang mereka yang datang dan pergi atau tentang kebencian yang bertunas,bertumbuh dan berbuah di depan mataku. Kesalahanku adalah tidak menginjak kebencian selagi dia masih berbentuk tunas.

Senja, salahku di mana? Apa yang mereka lihat dan tidak pernah kulihat sehingga membuatku dipersalahkan atas kekacauan dunia ini?

Aku cinta padamu senja. Senja, kau memang hebat! Umurmu pendek tapi semua orang berebut ingin mengabadikanmu baik secara analog sampai digital entah di puncak gunung atau di tepi pantai tapi aku menyimpanmu secara abadi masuk ke kantung memori otakku dan kubiarkan engkau bermain dengan teman-teman di kepalaku.

Senja, aku ingin cerita tentang gaji yang tak pernah cukup,macetnya jalanan menuju rumah,rekan kerjaku yang jenaka,tentang orang tuaku yang mulai menua,tentang pekerjaanku yang menyenangkan,tentang tagihan yang datang tiap bulan, dan tentang hidupku yang nyaris kehilangan makna.

Aku cinta padamu Senja.