Sore yang Panas

October 11, 2014 Samuel Yudhistira
Panas!
Geraaah!
Kota Bekasi memang tak pernah ramah dengan kulit, tak pernah berhenti mengancam dengan panasnya. Matahari nampak lebih betah berada di kota ini. 
Huaaaahhh...

Buka baju,nyalain kipas/AC,minum air es,buka pintu kulkas trus masuk ke dalam adalah solusi-solusi yang ditawarkan untuk menghadapi gelombang panas yang semakin menggila ini.

Kemarin gue menyelesaikan user interview di sebuah bank nasional skala internasional (gak jelas!!), yah gue punya target pribadi kalo bisa sebelum wisuda gue udah bisa dapet pekerjaan. Ohh iya gue wisuda bulan Desember karena kampus gue tercinta gak bisa menyediakan tempat di bulan Oktober buat gue dan teman-teman yang sidang September.

Doakan semoga gue bisa keterima bekerja di bank tersebut.

I want it so bad. 

Selama ini gue belom pernah bikin sesuatu yang besar, yah at least membanggakan secara umum karena hal-hal yang gue lakuin di mata orang kebanyakan gak bisa dianggap membanggakan karena itu kalo gue bisa dapet pekerjaan yang bagus gue bisa memutarbalikkan opini publik yang udah gak miring lagi tapi udah terbalik ke gue.

Make my mark!

Gile panas banget.

Gak heran kalo galon-galon air di rumah gue semakin cepat berganti. Jam-jam genting antara jam 2-4 menjadi titik puncak panas menurut gue. Mana itu jam-jam nanggung nan asoy geboy buat bobokan di kamar.

Ayo stop mengeluh!

Gunung Sinabung meletus.
Sebagai putra daerah Karo (yah, marga gue Surbakti, artinya gue orang Karo) gue gak henti-hentinya berdoa buat Tanah Karo simalem yang gak henti-hentinya juga diterpa sama abu gunung Sinabung. Lahan-lahan yang belum sempat direvitalisasi pasca letusan akhir tahun lalu kembali harus mengalami nasib serupa dihantam deburan abu vulkanik yang bersifat destruktif terhadap tanaman.

Dan ajaibnya walau udah setahun diterpa bencana begini tetap saja pemerintah gak menganggap ini sebagai bencana nasional.

Mungkin mereka sibuk berdebat di DPR/MPR sana bagi-bagi jatah kalo bisa memperbesar jatah demi tunjangan segar untuk cicilan mobil-mobil baru mereka. 

"Terlalu rendah! Kami adalah anggota dewan yang terhormat! Kami tak pantas menyicil mobil. Kami beli secara cash! Tunai!!" nada berang keluar dari mereka yang bergulat di Senayan.

Gile! Panas betul yah.
Panas!

Aku rindu aroma air yang menabrak tanah dari langit.
Aku rindu para pengendara sepeda motor yang menepi tiba-tiba mencari tempat berteduh
Atau wajah-wajah panih merogoh tas mencari payung
Dan teriakan gembira anak-anak kecil yang meminjamkan payung mereka dengan imbalan uang
Aku rindu obrolan kita di tengah hujan
Ketika ayam goreng ala Amerika tersaji dingin tak bernafsu di hadapan kita
Peduli setan! Nikmati saja.
Aku rindu hujan
Aku rindu ketika kita duduk menghadap ke luar gedung bioskop bicara tentang film yang akan kita saksikan.
Tetesan air menciptakan harmoni-nya
Mengiringi senyuman dan tawa penuh candamu
Aku rindu hujan.


Sam, rokok lo dah basi itu!!