, , ,

Can You Handle It?

December 19, 2017 Samuel Yudhistira
Existence is.. well.. what does it matter?
 I exist on the best terms I can. 
The past is now part of my future. 
The present is well out of hand.
-Ian Curtis-

Kata-kata di atas dari Ian Curtis, vokalisnya Joy Division yang memutuskan untuk gantung diri ketika usianya baru menginjak 23 tahun.

Perbicangan mengenai depresi dan bunuh diri di kalangan musisi kembali mencuat setelah Chester Bennington memutuskan untuk bunuh diri beberapa waktu yang lalu.

He was my first musical idol.

Gue inget ketika ulang tahun ke 10 gue minta hadiah CD Linkin Park sebagai kado ulang tahun gue. 

Shock waktu pertama kali dapat berita dia meninggal. Perasaan gue agak aneh mirip kya waktu dapet kabar David Bowie meninggal.

Depresi yah...

Salah satu "pembunuh" tak terlihat yang berkeliaran di dalam pikiran orang-orang tanoa mereka sadari.

Gue pernah mengalami hal serupa. Yeah, gue orang dengan obsesi kelewat gila yang membuat gue mudah sekali stress dan depresi ketika gue gagal. 

Obat-obat penenang dan konsultasi dengan dokter ahli kejiwaan merupakan solusi paling masuk akal untuk menanggulangi akibat dari depresi.

Gue juga beberapa kali mencoba untuk mengakhiri hidup karena gak tahan dengan tekanan pikiran akibat dari depresi berkepanjangan. I was lucky to survive. 

Untuk orang-orang awam mungkin kelakuan kita bisa dikategorikan sebagai drama, lebay, gak jelas, gak penting, overthinking, blablabla. Yeah I'm sick of those things. I hear them everyday.

Gak semudah yang kalian bayangkan. Kondisi seperti itu tidak mudah untuk dipahami oleh orang-orang yang tidak pernah mengalami kejadian serupa.

Rasanya kaya apa?

Rasanya itu kya elo adalah makhluk paling tidak berguna yang pernah ada di dunia. Dalam beberapa kasus bahkan ada yang bisa denger suara-suara di dalam kepala, bisikan, suara berisik, bahkan percakapan. Gue gak mau sotoy soal hal ini.

Penyebabnya? 

Banyak. Semua itu berbeda-beda setiap orang.

Solusinya?

We can offer tons of solutions if we want tapi seperti yang gue sebutkan depresi datang dengan bentuk yang berbeda-beda tergantung dari orangnya. Paling enggak, dengan lo menganjurkan si pengidap untuk terbuka (berobat ke dokter blabblabla) atau kalau lo punya banyak tenaga dan waktu ada baiknya lo tetap support si pengidap dengan menemani, ajak ngobrol, dan buat si pengidap sadar tentang betapa masalahnya tersebut sebenarnya punya solusi.

Anything's possible.

Gue sebenarnya pengen cerita tentang masa-masa suram tersebut tetapi seperti akan memakan waktu yang cukup lama untuk bisa merangkum semuanya ke dalam satu cerita. Lagian gak menarik juga koq hehehe.

Life works in many strange ways. Sometimes it's cold, fucked up, hot, confusing, messed up, happy, colorful, meaningless, cruel, unfair, delightful, anything!

Tapi seperti yang selalu gue tanamkan di dalam otak gue sehingga pada akhirnya gue berhasil melewati hari-hari tergelap dalam sejarah hidup gue:

HALF OF LIFE IS FUCKING UP AND THE OTHER HALF IS DEALING WITH IT.
-Henry Rollins-