Catatan Balik Panggung: The Chronograph at Gandaria City

May 09, 2012 Samuel Yudhistira








Sebelumnya, mungkin sudah banyak yang tahu kalo yang empunya blog ini juga seorang musisi. Yoi, musisi, bukan sekedar anak band yang bikin band buat nyari cewek. NO! Kita menghidupinya dan hidup di dalam musik.

Band bernama The Chronograph ini, baru-baru ini menyelesaikan sebuah gig di Gandaria City.

Mungkin di sini titik kebingungan, kenapa band indie/garage rock yang biasa mabok di atas panggung bisa nampil di sebuah mall??

Yeah, kebetulan sebuah kampus swasta yang mengadakan acara ini, dan kebetulan juga seorang teman lama kita adalah salah satu orang yang menawarkan gig ini kepada kita. Satu hal yang terlintas pertama kali ketika tahu kita bakal manggung di sebuah mall adalah, "HELL NO.." masa iya sih band rock acakadul kaya kita bertiga (Aris di Semarang jadinya bertiga) harus tampil anteng dan rapi di sebuah stage yang kayanya kurang mendukung untuk tampil gila.

Sempet ada audisi, di mana, mulai terlihat keanehan The Chronograph di antara band-band lainnya. Yah, band-band lainnya muncul dengan rapi,ganteng-ganteng,wangi,dan nenteng alat-alat musik yang mentereng. Jauh kalo dibandingkan dengan The Chronograph, tapi cueklah yang penting main dulu.

Lagu "On Fire!" dan "Dancing Shoes" (lagunya Arctic Monkeys) digeber abisss, peduli setan-lah dengan juri-juri yang menilai. Gw merasa terjebak dalam sebuh konspirasi jadul di mana band-band yang tampil harus dinilai dulu oleh juri-juri yang nampak sibuk mencari kesalahan band tersebut.

Hasilnya: KITA LOLOS, sebuah kejutan...

Dan tanggal 4 Mei 2012 kemarin kita berhasil menyemarakkan acara kampus teman tersebut, yeah, sebuah band garage rock tampil di sebuah mall, di antara band-band jazz ganteng lainnya.

Lagu pertama digeber, kita bawain The Cure - Boys Don't Cry, yeah, berhubung gak boleh bawain lagu-lagu yang "keras" jadi kita milih-milih lagu yang bakal dibawain.

Lagu kedua kita bawain lagu sendiri, Against The Gravity, nah di sini ada kejadian super unik, ketika reff kedua dinyanyikan, tiba-tiba muncul ke atas panggung, seorang cowok make kemeja warna pink, berjingkrak-jingkrak di atas panggung, dan tanpa basa-basi ngambil foto gw bareng dia dengan pose narsis maha menggelikan.

Di situ gw pertama berpikir kalo itu anggota panitia yang lagi iseng aja biar seru gitu acaranya. Tapi herannya dia hapal semua lirik "Against The Gravity" dan kyanya dari gayanya yang najis itu orang bukan panitia. Dan, pas di backstage para panitia ngira itu orang temen kita, dan aksi poto-potonya itu adalah bagian dari aksi panggung. Muke gile.... Untung gw gak diperkosa di panggung =___=
Dan, berhubung itu orang makin berusaha nempel gw, gw justru makin menjauh karena ngirain ini orang psycho. Untungnya ada seorang panitia yang mengusir "si antik berbaju pink tersebut" keluar dari panggung sebelum dia membuat kehebohan yang lebih parah.

Asli, itu orang rada nakutin emang, dan kenapa harus gw yang jadi korban poto-poto bareng itu manusia...
Jangan-jangan dia suka sama gw... Hiiiiii.....

Lagu ketiga kita bawain lagunya Arctic Monkeys - Mardy Bum.

Dan malam itu kita tutup dengan lagu dari OASIS - Don't Go Away.

Sebuah gig yang berkesan... Ahhh coba yang nyamperin gw itu cewek, wueehh asik dah tuh, malah gw kali yang nyosor, lhaa ini COWOOOOKKKK!!!

penuh penghatan memang 
pelepasan energi