, , , , ,

Surat Untuk Kawan Senasib

May 12, 2017 Samuel Yudhistira
Kita sebut saja hari itu sebagai "Selasa Hitam."

Sebagian menangis sebagian tertawa.
Ada yang berteriak, "Tuhan di pihak kita!" sementara itu yang lain berujar,"Tuhan tidak tidur!"
Jeruji besi mampu memenjarakan raga tapi tidak dengan ide.
Aku sama denganmu, kawan. Tapi engkau lebih "gila" sedangkan aku hanya bisa geleng-geleng kepala melihat segala perilakumu.
Aku tidak mau percaya apa yang orang-orang ini sampaikan di internet ataupun televisi.
Media sekarang hanya menjadi ladang propaganda segelintir orang.
Aku sama denganmu, kawan. Berusaha menjelaskan maksud dari apa yang kita sampaikan tapi tak seorangpun bisa mengerti.
Orang-orang ini dijanjikan surga oleh segelintir oknum yang katanya punya kavling besar di Surga sana. Mungkin segelintir orang ini adalah semacam "tuan tanah" yang mampu memberikan jaminan masuk Surga kepada mereka yang penuh keraguan ini.
Mereka berteriak yakin di mulut tapi dalam hati Aku yakin mereka dihantui keraguan.
Dan sekali lagi segelintir oknum tuan tanah Surga ini berusaha meyakinkan mereka supaya ikut dengan jalan yang sama.
Yah, siapa sih dari kita yang tidak pernah tertipu dengan para tenaga penjual? 

Aku sama denganmu, kawan.