,

Surat Untuk Mereka yang Satu Langkah di Depan

July 17, 2022 Samuel Yudhistira

Tugasmu sudah selesai, anak dan istrimu akan baik-baik saja. Sekarang sudah waktunya kamu kembali ke rumahmu yang sebenarnya. Teman-temanmu sudah menunggu kisah-kisahmu selanjutnya. Mereka menantikan pendapatmu bertahun-tahun di keabadian, menunggu suaramu yang pelan tapi tegas, menunggu diksi-diksi aneh yang sudah jarang muncul ke permukaan, menantikan pola pikir anehmu, dan sudah jelas cara bercandamu yang sangat cerdas.

Jangan kecewa karena kau tak sanggup bertahan. Kau sudah memberikan pertarungan luar biasa melawan kehidupan yang benar-benar keras. Sudah cukup waktumu untuk melihat berbagai hal yang indah dan gelap di dunia ini. Jangan kesal karena fisikmu, jangan kecewa karena pencapaianmu, dan jangan pernah merasa gagal karena kau sebenarnya sudah memberikan begitu banyak hal yang indah untuk semua orang.

Bukumu sudah selesai. Sudah sampai titik. Tak perlu kau takut akan terbengkalai proyek lelahmu selama 9 tahun belakangan ini. Melawan sel-sel otakmu sendiri, kau berhasil menerjang semua keraguan yang ditimpakan orang-orang kepadamu.

Lihat! Mereka semua sudah duduk melingkar di depan api unggun. Hangat dan penuh canda tawa. Sudah ditunggunya dirimu di sini. Lihat sekelilingmu, banyak yang mencintaimu apa adanya tanpa meliat kekuranganmu. Tinggalkan ragamu di belakang! Biar saja! Sudah terkubur ragamu dengan sangat apik. 

Kenangan, kenangan, dan kenangan yang bisa kau tinggalkan sekarang ini. Sebuah ilmu yang teramat mahal sudah kau wariskan kepada mereka yang masih berjuang melawan arus deras nasib, yaitu tentang pantang meyerah. Lawan semua keraguan maka matimu akan menjadi peristiwa paling indah yang pernah dibuat oleh umat manusia. 

Hey! Sudahlah, tak usah khawatir! Tanah tempat kau lahir, berkembang, dan berpikir akan tetap abadi walau hawa nafsu merubungi otak orang-orang di seberang pulau sana. Sudah bukan tugasmu untuk memikirkan semua itu. Tinggalkan! Kau sudah abadi! Kau sudah tidak berada di alam fana penuh kepalsuan di bawah sana.

Istrimu adalah batu karang yang tidak pernah terkikis.

Anak-anakmu sudah berdamai denganmu dan bersumpah bahwa darahmu akan terus mengalir di atas bumi.

Tinggalkan dunia dengan tawa dan bercanda. Rasa kecewa dan tak berdayamu sudah lewat. Sekarang saatnya kau berpikir dan berdiskusi kembali dengan mereka yang pernah mesra denganmu. Sekaranglah saat-saat paling bahagia yang kau punya. Selamat datang!

***

Papih! Titip salam buat semua yang ada di sana. How's heaven tonight? We miss you and love you so much! But we all know that you are happier now and no one can be happier than you. Enjoy your time, dad! I'll take care of mom and these two sisters. Don't worry! :))