Showing posts with label Pearl Jam. Show all posts
Showing posts with label Pearl Jam. Show all posts
, , , , , , ,

What's Your Story? Hey Look! We've Made History. (part II)

May 31, 2017 Samuel Yudhistira
Suatu hari nanti mereka akan kembali ingat dengan suara berisik dari speaker murahan di dalam sebuah studio di pinggir kali yang mengeluarkan aroma sampah menyengat. Sudut sembilan puluh derajat tempat mereka bercengkerama juga akan kembali hinggap ke dalam pikiran.

Arctic Monkeys,The Stone Roses,The Kinks,The Strokes, Nirvana, Joy Division, sampai The Vaselines pernah bermain di sana dalam wujud yang berbeda.

Gitar-gitar murahan dengan kualitas buruk yang dilabeli dengan merk ternama menjadi "senjata" yang untuk sementara membuat mereka puas. Atau mungkin mereka sudah rindu dengan suara cymbal yang nyaring tak karakter dan nampak sudah jenuh dihajar dari pagi hingga malam. Lampu redup hemat energi menyinari optimisme dan tekad mereka.

Dari sanalah mimpi itu lahir dan beranakkan kekecewaan,marah,sedih,putus asa, dan tidak peduli.

Hari Minggu jam satu selalu menjadi waktu yang tepat untuk meluapkan energi remaja mereka yang sudah kelewat batas. Dalam dua jam ke depan suara berisik yang timbul dari dalam pintu dengan peredam buatan sederhana menjadi bukti luapan energi mereka.

They were young.

Aku melihat mata-mata penuh optimisme itu. Aku teringat masa ketika beban hidup itu hanya berupa cerita belaka. Tidak punya makna. Jalan kehidupan mulus diaspal tak akan hancur walau dilindas. Aku lihat mereka bercengkerama riang gembira persis seperti yang aku alami dulu.


"Keep do the noisy thing, Sam!"

"I've never seen anything like that in my life."

"Gilak! Lo gila! Asli, lo gila!

"Kebisingan yang hakiki."

"You did it! It was awesome."


Terkadang hidup punya caranya sendiri untuk membuat kita tetap terkejut. Petasan yang abadi dan meledak bisa kapan saja. Sekarang terserah kita mau bagaimana. Untuk saat ini saya tidak mau berhenti menghajar keenam dawai yang terikat kokoh di atas pick-up dan kayu. Tuning tidak lazim dan aksi brutal tanpa aturan di atas panggung sederhana menjadi ritual suci yang tidak akan pernah usai.


Saya tidak mau mati bosan! I'll see you on the other side, boys! See yaa!
, , , , , ,

I Choose to be Sad

August 22, 2016 Samuel Yudhistira
I love sad. Sadness makes you feel more than anything - Jeff Ament- (Pearl Jam)

Sadness is a very interesting idea, this idea of sadness being some kind of default setting that artists will go into. And then I started thinking about this idea of sadness and happiness, and the idea that sadness is very loud, and happiness is quiet. -Glen Hansard- (The Frames,Solo)

I find sadness and strife to be so much more interesting with an upbeat melody. -Zooey Deschanel- (She & Him, Solo)

Sedih. Kemungkinan adalah sesuatu yang teramat dihindari oleh kebanyakan orang. Sangat-sangat dihindari sampai-sampai kalau bisa tidak perlu merasakannya.

Tapi gue menemukan sesuatu yang cukup aneh untuk dilakukan. Kesedihan itu menarik. Suatu perasaan yang menyeimbangkan kehidupan. Coba bayangkan jika di dunia ini tidak ada kesedihan. God, it might be as boring as a plain cracker. 

Untuk mencapai kebahagiaan yang nyaris sempurna terkadang kita harus mengalami kesedihan dalam batas yang nyaris ekstrim. Wah bagaimana tuh maksudnya? Logikanya kya orang lapar, kalo orang kelaparan dikasih makan sederhana aja udah bener-bener senang. Nah, sama kaya gitulah kira-kira.

Intinya jangan sampe terlalu berlarut-larut. Kesedihan yang gue maksud di sini hanya sebagai sumber alternatif untuk membuat karya seni. Sedih boleh koq, berlarut-larut juga sebenarnya hak orang sih. Cuman kalo gue menemukan "fungsi" lain kesedihan sebagai bahan gue menciptakan banyak karya terutama di musik. Bukan jadi "emo thing" tapi lebih ke arah sedih sebagai lelucon. Life is just a joke.

Lagipula hidup gue lebih dekat dengan kesedihan. Kapan terakhir kali gue senyum? Is it wicked when you smile even though you feel like crying?

Iya yah, baru nyadar.

Marilah kita bersedih bersama-sama. Sedihlah. Lalu kemudian tertawa-tawa bukan dalam pengaruh "substansi" tetapi karena kita sadar kalau semua hanya lelucon yang luar biasa lucu. Happy sad. 

"It's really easy to slide into a depression fueled by the pointlessness of existence." -Robert Smith- (The Cure)



, , , , , , , , , , , , ,

Grunge, Seattle Sound, dan apa hubungannya ama gw??

September 17, 2009 Samuel Yudhistira
Grunge!

Lahir di Seattle tahun 1980-an
Wafat: Belom kayaknya!

Grunge sebenarnya adalah istilah slang di Amerika tahun 1965, grungy yang diartiin dengan "dirty" and "filthy". Dan istilah grunge dalam dunia musik pertama kali dipake sama band dari Seattle, Green River.

Dalam dunia musik istilah grunge diartikan sebagai subgenre dari alternative rock yang muncul di Amerika Serikat pada pertengahan 1980-an khususnya di negara bagian Washington. Terinspirasi oleh hardcore punk, heavy metal dan indie rock, grunge secara umum ditandai oleh distorsi berat gitar listrik, dinamika lagu kontras, dan apatis atau lirik penuh kecemasan.Estetika grunge adalah dilucuti-turun dibandingkan dengan bentuk-bentuk lain dari musik rock, dan banyak musisi grunge yang terkenal karena penampilan mereka yang tak terpelihara dan penolakan terhadap sandiwara.

Grunge meraih sukses di dunia musik secara komersial pada tahun 1990-an awal pada saat kemunculan Nirvana dan Pearl Jam. Keberhasilan mereka membuat musik alternative rock/grunge menjadi populer pada masa itu.

Musik Grunge banyak mengambil tema lirik mengenai alienasi sosial,apatis,dan keinginan untuk kebebasan. Banyak band" Grunge yang mempunyai tema untuk menggambarkan keinginan mereka untuk dapat bebas dari dunia yang digambarkan dengan kata-kata yang terkesan sulit untuk dimengerti.Banyak musisi Grunge yang menggambarkan kekecewaan umum dalam keadaan masyarakat, serta prasangka sosial. Namun tidak semua lirik musik Grunge berisikan lirik" mengenai keresahan sosial masyarakat, ada beberapa lirik musik grunge yang berisi mengenai humor.

Dan musik Grunge mencapai puncak kejayaan di saat Nirvana, sebuah band asal Aberdeen, Washington menandatangani kontrak dengan perusahaan rekaman Geffen Records dan meluncurkan sebuah album legendaris, "Nevermind" pada bulan September 1991. Dan single mereka "Smells Like Teen Spirits menandai awal kejayaan musik Grunge. Lagu ini terus mendapat airplay di radio dan video klipnya terus diputar di MTV. Dan album "Nevermind" terjual hingga 400.000 kopi pada Natal tahun 1991.

Keberhasilan album "Nevermind" mengejutkan dunia musik dan membuat mode baru dalam dunia musik yang disbut dengan: GRUNGE. Pada masa itu dunia musik rock didominasi oleh band-band Glam-rock yang saat itu sedang digandrungi oleh anak" muda. Dan kemunculan Nirvana secara kontras mengubah segalanya. Ditambah lagi dengan kemunculan band" grunge lainnya seperti Soundgarden,Pearl Jam, dan Alice in Chains yang secara bersamaan mengeluarkan album mereka.

Popularitas Grunge menimbulkan dampak terhadap scene musik yang ada di Seattle yang dianggap sebagai budaya setempat. Bahkan Seattle sempat dijuluki sebagai "The New Liverpool". Namun pada tahun 1993 muncul gerakan penolakan terhadap Grunge di Seattle karena menganggap bahwa Grunge penuh dengan kebohongan dan merupakan sebuah hal yang konyol.

Namun pada tahun 1993 Nirvana meluncurkan album "In Utero" yang langsung menduduki pucak tangga lagu Billboard dan penjualan album yang meningkat terus, di lain pihak Pearl Jam terus tampil baik secara komersial pada album mereka," Vs." di tahun 1993 sehingga nampaknya Grunge tetap disukai oleh kalangan anak muda dan tetap berada di pucak tangga lagu.

Style yang digandrungi oleh anak" muda pada era kejayaan Grunge amat berbanding terbalik dengan style yang ada pada masa sebelumnya di mana style/gaya yang diutamakan selalu menitikberatkan pada gaya yang "glam" atau mencolok sehingga pada masa Grunge terjadi semacam "penghematan" pada gaya. Unsur paling penting pada mode fashion Grunge adalah: kemeja flannel dan penampilan serba kusut. Banyak musisi Grunge yang mengklaim bahwa mode pakaian yang mereka bawa ini mudah,murah,tahan lama, dan abadi. Bahkan Kurt Cobain (vokalis/gitaris Nirvana) terkenal dengan kebiasaan jarang mandi dan keramas. Ia bahkan dianggap terlalu malas untuk menggunakan shampoo pada rambutnya. Dan anehnya banyak fans dari Nirvana yang mengikuti gaya hidup sang idola mereka tersebut.

Musisi Grunge banyak dianggap merusak generasi penuh skill pada era 80-an. Pada musik Grunge solo-solo gitar bahkan hampir tidak ada. Dan hal ini kurang disukai oleh para musisi Rock/Metal dari era shredder 80-an. Bahkan Kurt Cobain dianggap sebagai orang yang merusak solo gitar di akhir tahun 80-an. Hal ini diperparah dengan hijrahnya minat anak muda pada masa itu yang lebih menyukai Grunge yang simple dan dinamis dibanding musik Metal yang berat dan penuh dengan skill dari para pemainnya. Selain itu semangat Grunge yang terkesan muda lebih dilirik dan perusahaan rekaman juga lebih memilih Grunge yang jauh lebih menguntungkan secara komersil. Sehingga hal ini menimbulkan hijrah para headbangers Metal ke Grunge. Dan selain itu pada masa yang bersamaan sub-genre Britpop sedang berkembang di Inggris Raya, dan para musisi Britpop kurang menyukai perkembangan Grunge di Inggris yang dianggap merusak budaya musik Inggris. Damon Albarn, personil band Blur menganggap bahwa band mereka adalah band anti-Grunge. Noel Gallagher, gitaris band OASIS secara terang-terangan membenci Grunge dan menyatakan hal tersebut pada lagu OASIS yang berjudul "Live Forever" yang ditulis pada era kejayaan Grunge dan dimaksudkan untuk melawan lagu Nirvana yang berjudul "I Hate Myself and I Wanna Die".


Kemunduran musik Grunge terjadi pada paruh kedua tahun 1990-an di mana muncul genre post-Grunge yang jelas" tidak berakar dari musik Grunge namun secara komersial lebih "menjual" sehingga membuat para musisi Grunge tersingkir. Dan bangkitnya Britpop di Inggris menimbulkan para penggemar Grunge di Inggris beralih ke musik Britpop. Hal ini diperparah dengan keadaan para musisi Grunge yang mengalami depresi akibat kesuksesan. Banyak musisi Grunge yang tidak menyukai kesuksesan yang mereka telah raih. Mereka merasa disiksa akibat kesuksesan itu sendiri, dan hal tersebut membuat mereka frustasi dan menggunakan obat terlarang. Kurt Cobain bahkan mengalami overdosis akibat kecanduan heroin, dan hal tersebut membuat kekacauan pada jiwanya. Puncaknya terjadi pada tanggal 8 April 1994, Kurt Cobain ditemukan tewas di Seattle akibat bunuh diri dengan menembakkan pistol ke kepalanya sendiri, dan hal tersebut praktis membuat Nirvana bubar. Pearl Jam mulai terasing akibat boikot yang mereka lakukan terhadap konser-konser mereka akibat praktik bisnis yang tidak adil. Alice in Chains melakukan konser terakhir mereka tahun 1996, dan pada tahun 2002 vokalis mereka Layne Stanley meninggal akibat overdosis heroin. Pada tahun yang sama Soundgarden merilis album mereka dan setahun kemudian Soundgarden dinyatakan bubar.

Akhir yang cukup tragis dari sebuah kejayaan yang pernah ada. Era Grunge mungkin sudah lewat selama satu dekade atau lebih namun pengaruhnya sampai sekarang masih terdengar dengan adanya band-band yang terinspirasi oleh musisi Grunge pada era dulu. Namun walaupun era Grunge sudah lewat beberapa band Grunge masa lalu tetap melakukan kegiatan untuk tetap eksis yang menunjukkan keberadaan mereka. Nirvana tetap memperoleh keuntungan walaupun berstatus band yang sudah wafat berkat kompilasi lagu terbaik mereka yang rilis tahun 2002 dan pada tahun 2009, Alice in Chains, setelah tidak adanya lebih dari satu dekade, kembali ke permukaan dengan vokalis baru, William DuVall.

Apakah ini pertanda bahwa musik Grunge sudah bangkit?

Di Indonesia sendiri band yang secara murni mengambil grunge sebagai genre mereka mulai bermunculan, Navicula dan Alien Sick adalah contoh kecil dari banyaknya band Grunge di Indonesia.

Jangan buang flannel kalian! mungkin saatnya Grunge untuk bangkit!!