Ketika Hidupku Dalam Genggaman

July 28, 2015 Samuel Yudhistira
Yep... Life is in your bloody hand.


Ketika semuanya dengan mudah dapat dikendalikan melalui smartphone. Semua terasa begitu mudah, yah semua.. bahkan apa yang ada bisa hilang dengan begitu mudahnya.

Seperti sulap memang hidup ini. Semua serba ada triknya.

Dengan sekali dua kali "klik" apa yang engkau harapkan langsung hadir di hadapanmu.

Mungkin apa yang menjadi imajinasi anak-anak pada masa lampau sekarang sudah menjadi sesuatu yang terlalu biasa. Sehingga apa yang menjadi imajinasi anak-anak generasi sekarang adalah bisa merasakan nikmatnya mengkhayal tentang dunia masa depan.

Mengkhayal...Dibuai imanjinasi manis...

Gue sudah terlalu jarang menemukan anak-anak yang asik berlarian di sekitaran komplek rumah gue, memainkan permainan dengan alat sederhana nan filosofis. Teriakan anak-anak kecil di sore hari sudah terganti dengan kesunyian dan deru kompresor pendingin ruangan. Semua orang mengunci diri, memainkan jemari dengan cekatan di atas papan yang menyala, sibuk mencari sumber daya untuk mengisi batere gawai masing-masing, terpaku pada magisnya grafis permainan berbasis teknologi.

Heii.. ini peradaban, bung! Bukankah kemajuan dunia teknologi berarti turut memakmurkan umat manusianya juga?

Maaf saya terbawa nostalgia.. sekali lagi saya mohon maaf.

Saya hanya rindu suasana sore 15 tahun yang lalu ketika setiap jam 4 sore anak-anak berlarian keluar lingkungan komplek dengan penuh senyum dan tawa. Berbagi cerita khayal,bermain dengan sisa-sisa alam di pinggir kota,menjadikan lahan kosong sebagai lapangan tak berbatas,dan semuanya nampak tidak memusingkan perbedaan latar belakang.


Kami adalah generasi terakhir yang merasakan masa kecil yang begitu normal, mungkin masa kecilmu sekarang begitu indah tapi buat kami masa kecil kami begitu normal. Yah normal dan indah tak bisa dirasakan oleh generasi terkini.

Saya kasihan dengan kalian