Bukan Dunia Khayal

June 19, 2016 Samuel Yudhistira

Realita itu bengisnya agak sulit dijelaskan dengan kata-kata. Banyak yang berusaha tak peduli dan melarikan diri dari kesepian karena kesepian akan mengajaknya bicara tentang realita di dalam kepalanya. Kesendirian menimbulkan banyak tanda tanya. Dia dan kesepian mengajak kita bicara tentang realita yang selama ini kita hindari. Sialnya, mereka berdua bisa datang kapan saja mereka mau. Di tengah perbicangan,di tengah keramaian,di jalan kala macet menghadang, di kamar, entah dari kolong langit mana mereka bisa hadir tiba-tiba.

Dunia khayal itu menyenangkan. Penuh tawa dan cinta. Land of milk and honey, sebuah Tanah Perjanjian yang eksistensinya masih dipertanyakan.

Realita bisa membuat orang produktif tapi bisa juga membuat orang menabrakkan diri ke lokomotif kereta. Mereka yang mampu bernegosiasi dengan nasib akan selamat dan mereka yang salah bicara akan langsung binasa ditelan gelombang nestapa realita.

Aku cinta padamu realita.
Aku cinta bercumbu dengan masalah.
Aku cinta didekap rasa sedih.
Aku cinta pelarian sejenak.
Aku cinta ketika pada akhirnya aku ditemukan sendiri tak berkawan dan berbicara pada diriku sendiri.
Aku cinta padamu depresi dan pil penenang yang diminum 12 jam sekali.
Aku cinta kalian semua.

...Hujan...

Bodoh kau! Datang disaat yang sangat tidak tepat!