AMIN (?)

April 23, 2022 Samuel Yudhistira

 


Serentak semua hadirin akan berteriak keras penuh semangat: AMIIIN!!!!!
Terimalah, kabulkanlah, demikianlah hendaknya
Kau sudah mendapatkan amin-mu, sudah saatnya kudapatkan amin-ku.
Jejak-jejak berdarah yang kutinggalkan akan segera bermuara

Diserap oleh akar-akar bunga...puth menjadi merah.
Di sanalah aku akan abadi.

Mari kita semua katakan: AMIIN!!!

Menjerit, menangis, kerasukan roh baik adalah anugerah.
Semua orang takut masuk neraka.
Tanpa sadar mereka sudah menciptakan neraka di dalam pikiran
Memberi batas agar jiwanya tidak bebas
Mengurung ide karena takut menjadi berbeda

Aku sudah melihat cahaya di seberang sana
Dipisahkan oleh jurang keraguan tak berbatas
Kita semua yang percaya....yang menggantungkan hidup di atas keraguan
Kita akan abadi.

Selama namamu masih terus melayang di udara dan masuk ke setiap telinga, selama itulah engkau akan terus hidup, lahir kembali, mati kembali, begitu terus sampai kiamat.

Sorot matamu memudar...kesadaranmu dicuri, dan masihkah engkau berharap pada apa yang tidak mungkin terjadi?

Amin-mu datang sudah, amin-ku masih dalam perjalanan.
Banjir darah di kamar...
Satu jiwa hilang tak ada yang pernah tahu
Tidak dikenal.
Tapi dia abadi.
Dia akan abadi.
Lalu suara tawa terdengar semakin menjadi-jadi.
Tak bergerak.