Kamu Itu Malaikat Bukan Manusia

August 18, 2023 Samuel Yudhistira

Pada suatu malam yang tidak cerah-cerah amat dua orang berjalan menyusuri trotoar SCBD sehabis menghadiri sebuah peristiwa budaya penuh kepalsuan dan pretensi semata. Tiada kata keluar...hanya ekspresi wajah keduanya yang sudah jelas sedang sibuk memikirkan entah apa namanya.

People I know, places I go
Make me feel tongue tied
But I can see how people look down
They're on the inside
Here's where the story ends


Jalan Air Mata vs Jalan Menuju Kebebasan

Dalam ketidaknyamanan kita menemukan diri kita yang sesungguhnya. Ketika kita diberi kemampuan untuk berpikir, mencari cara, dan dari masalah di situlah seharusnya kita dinilai oleh "hidup" tentang kelayakan hidup. Kita adalah komoditi, korban dari produksi massal, dan konsumen tetap jual/beli fantasi dengan harga di luar nalar. 


"We are all victims of mass production," wajahnya berbinar menatap ke langit gelap sambil duduk bersila di atas lantai batu sebuah taman di pusat kota Jakarta. 

Apakah kamu masih percaya pada kebenaran versi mereka yang meluangkan waktunya menghadap ke langit? Atau mungkin kamu mulai percaya pada kebenaran versi mereka yang sakit leher sehingga hanya bisa menatap ke depan. Jangan-jangan kamu malah percaya pada kebenaran versi mereka yang hanya bisa melihat ke belakang dan menolak untuk melihat ke depan?

Saya percaya suatu hari nanti kamu akan bercerita pada anak perempuanmu tentang betapa kamu menjunjung tinggi nilai-nilai berharga dalam hidup dan kamu berhasil mengambil keputusan-keputusan dalam hidupmu dengan penuh perhitungan. Berubahlah oleh pembaharuan dirimu yang lahir dari ketidaksempurnaan, air mata, tragedi, dan manipulasi. 


Man, I love New Order. I wish I could see them play someday.

Really? What's your favourite song?

For me...umm...Blue Monday....

FOR REAL?? I LOVE THAT SONG! Wait a second! 

He ran to the booth with excitement and talked to the resident DJ. A few seconds later...the familiar intro was heard all around the place. This is Blue Monday...one of my favourite songs...Two men dancing spontaneously. We made the boring dumb place into a rave joint. Good ol' days, eh? 


*cerita di bawah ini diambil dari catatan lusuh yang ditemukan di sebuah kamar kos bilangan Bandung*

Blok M, South Jakarta, 2013

Bunuh..bunuhlah aku...kalau kau bisa...silakan saja...

Serang...hantamlah saja...datang padaku...andai kau tahu...

Akhirnya...

Baru kau mengerti...Kalau aku bukan...MANUSIA BIASA!!


Saya juga heran kenapa saya begitu mencintai malam itu nyaris melebihi malam ketika saya pertama kali menyaksikan Kebunku bermain di wilayah tempat mereka lahir. Mungkin karena saya menghabiskan waktu saya yang sedikit dengan orang-orang yang saya sayangi, wajah-wajah mereka yang familiar, dan perilaku mereka yang membuat saya selalu geleng-geleng kepala.

Bukannya kamu yang bilang kalau ketika suara tangismu meledak untuk pertama kalinya di dunia ini, Salemba menyambutmu dengan hiruk pikuk jalanannya yang khas. Mungkin dari situlah takdirmu terbentuk: untuk menyampaikan suara mereka yang tidak mampu bersuara. Saya tahu kalau kamu benci hal-hal kayak gitu tapi buat saya kamu sudah melakukan itu walau sepertinya ada orang iseng menekan tombol "mute" di speaker kehidupanmu. 

Itu saja sebenarnya. Tidak ada masalah kan?

*Lalu catatan halaman kedua tertulis demikian*

Tuhan, boleh gak kita berdua begini terus? Boleh ya? Gak dosa kan? Kalau nanti si Sam masuk neraka boleh gak aku tarik dia ke surga? Kalau aku yang masuk neraka nanti pas si Sam masuk surga biar dia aja Tuhan yang nego jadinya aku masuk surga juga. Hehehe...

fade out

background music on (harus Brian Eno!!)

muncul tulisan: -FIN- 

credits

PS: Kalau saja bisa...saya mau rasa sakitmu dibagi dua aja. Setengah buat kamu setengah lagi buat saya. Jadi kita ngerasainnya bareng-bareng. Maybe if I shut my eyes your pain will be split between us....maybe...just maybe...


So how are you feeling? I don't think you can be dealing with the situation very well. You take a lover for a dirty weekend, that's ok. But when it's over, you are looking at the working week through the eyes of a gigolo. We lay on the bed there. Kissing just for practice Could we please be objective? Because the other boys are queuing up behind us. A hand over my mouth, a hand over the window. Well, if I remain passive and you just want to cuddle then we should be ok, and we won't get in a muddle.


If we are true to ourselves, we can not be false to anyone. 

Problem is: Ternyata mereka gak siap sama "true-nya" gue. wehehehe.

How many suicide thoughts? How many sleepless nights? How many more times? Kalau saya minta kepada Tuhan untuk mati sekarang terus dibawa ke surga kira-kira dikabulin gak yah? Kalau yang saya butuhkan ternyata adalah kematian....kok gak dikasih-kasih yah? Gue masih heran aja kok orang demen banget hidup...Buat gue, at the point of death the pain is over. 


Yeah, I guess...it's a friend. Because my real friends are up there...

My dear friends in my head, take me away disappearing. I have lost in the Roman wilderness of pain. I'm sinking in the sea of lies. The town of misery. All the lies that we've built together. We are waiting for you.