Di sudut paling kanan di dalam kepalamu semua kebaikan dan kejahatan duniawi hadir di sana untuk memberikan warna-warna indah di dalam hidupmu. Kanvas kehidupanmu belum menunjukkan tanda-tanda hadirnya sebuah karya maestro. You've got nothing to lose.
Semua berbicara dengan bahasa yang tidak kau kenal. Asing terdengar di telinga. Tiada rasa menggugah selera atau visual yang dapat memanjakan mata. Entahlah, mungkin dirimu masih mendambakan rasa dan warna yang dahulu bertengger di dalam hatimu. Apakah ini yang dinamakan menolak move on?
Suatu hari nanti aku akan mati di sampingmu. Karena satu-satunya hal yang ingin aku lihat terakhir kali sebelum raga menjadi kaku dan dingin adalah dirimu. Kesedihan dan kemuraman tidak akan hadir dalam kematianku. Sepi yang nanti kau rasakan tidak akan bertahan lama. Aku hidup dan terus akan hidup di dalam setiap tarikan nafasmu.
Apa sih yang abadi? Orang-orang sudah terbiasa datang dan pergi mengamalkan kultur transaksional demi menghemat waktu dan tenaga. Buat apa terus berharap kepada hal-hal yang membuat dirimu kecewa dan melupakan hal-hal yang sering membuatmu jengah? Kita dipaksa gila. Kita sudah menjadi gila. Suatu hari nanti anak cucu kita akan memebuhi dunia dengan tagihan kartu kredit digital dan barang-barang konsumtif mereka.
Datanglah kembali ke jalan penuh kenangan tersebut. Dunia yang tadinya warna-warni sekarang sudah penuh abu kemuraman. Tidak ada yang asing di mata dan telinga tetapi dirimu merasa aneh menghirup udara yang sama dengan yang kau hirup beberapa tahun sebelumnya. Bercintalah dengan amarah, marahlah dengan cinta maka engkau akan terpuaskan tersandera oleh kesunyian.
Write about us!
Didn't you see them? All those words and mistakes were made for you and you only.
Take the pills to stay happy. I'll take you anywhere as long as you stay clean and sane.
Look here, man! I'm getting older. It's not fun to watch the rust growing inside me. Have I become you? Or is it just me? Would you love me until I'm dead? Is there someone else instead? I wish I could eat your pain and sorrow. Maybe if I shut my eyes your trouble will be split between us. My friend told me to learn to enjoy sorrow. But nobody knows my sorrow. Nobody! How long shall I fly with these broken wings?
Saya senang sendirian. Ada momen di mana kesendirian menjadi sebuah kemewahan. Ada masa di mana kesendirian menjadi satu-satunya teman terbaik yang paling mengerti diri saya. Buat saya menjadi diri sendiri adalah sebuah harga yang tidak bisa ditawar agar saya tidak gagal menjadi manusia. Banyak yang merasa mengerti tetapi sedikit sekali yang benar-benar mengerti.
Panjang umur perlawanan!
Berbahagialah mereka yang melawan walau dalam upaya minimalis karena merekalah yang berhak untuk mewarisi tanah di mana darah leluruh mereka tertumpah.
Mereka yang dibayar oleh kuasa sudah bertindak kelewat batas! Mereka yang seharusnya mengayomi dan melindungi malah menjadi yang pertama dalam penyebaran teror. Mereka yang seharusnya memadamkan api bahaya malahan menjadi yang paling semangat menyiram bara dengan minyak.
Ada tukang becak mati kelaparan di atas becaknya.
Ada tukang antar paket mati kelaparan di depan rumah pelanggan
Ada tukang ojek mati kelaparan di kolong jalan layang kota.
Ada mereka yang mati kelaparan tanpa nama dan identitas di antara gedung tinggi.
Pada akhirnya kita semua harus memberi jalan untuk mereka yang katanya bekerja demi kelangsungan hidup warga negara. Pada akhirnya kita terus disuguhi dekadensi dan kebobrokan moral mereka yang dibayar untuk melayani warga. Pada akhirnya kita dilarang untuk berbicara, dilarang untuk menulis, dilarang untuk menggambar, dilarang untuk bernyanyi, dan dilarang untuk tertawa oleh mereka yang takut pada kebenaran. Pada akhirnya kita semua dipaksa untuk tunduk dan takluk.
Sekarang giliran kalian! Mereka bicara tentang revolusi menuju surga dan tidak pernah bicara tentang bagaimana bumi hancur lebur dihantam oleh diri mereka sendiri.
"We're living in a world that's blowing itself to hell
as fast as everybody can arrange it," kau tiba-tiba bersuara memecah keheningan di antara kita berdua ketika jalanan kota Jakarta sudah semakin sepi ditinggal penghuninya ke peraduan. Waktu itu saya hanya tersenyum nanar mendengar kalimatmu dan satu dekade kemudian saya baru sadar kalau kau bicara tentang masa depan. Malang nasibku masih hidup di masa ini dan betapa saya sangat iri denganmu yang sudah melepaskan dunia secara penuh dan bergabung dengan mereka di dunia yang jauh lebih baik daripada di sini.
Tulisan ini hanyalah tulisan acak tanpa konsep yang muncul ketika saya masih terjaga menunggu matahari pertama datang. Tidak perlu dipahami atau mungkin tidak perlu dibaca karena memang tidak punya arti.
Di tengah lamunan siang bolong ketika pikiran tidak bisa digunakan untuk bekerja muncullah sebuah puisi karya W.S. Rendra di dalam kepala saya. Entahlah, mungkin karena saya melihat dan merasakan betapa moralitas hanyalah teori belaka untuk orang-orang yang seharusnya menjaga diri demi kredibilitas bangsa ini.
Wahai pelacur-pelacur kota Jakarta
Sekarang bangkitlah
Sanggul kembali rambutmu
Karena setelah menyesal
Datanglah kini giliranmu
Bukan untuk membela diri melulu
Tapi untuk lancarkan serangan
Karena
Sesalkan mana yang mesti kau sesalkan
Tapi jangan kaurela dibikin korban
Sarinah
Katakan kepada mereka
Bagaimana kau dipanggil ke kantor menteri
Bagaimana ia bicara panjang lebar kepadamu
Tentang perjuangan nusa bangsa
Dan tiba-tiba tanpa ujung pangkal
Ia sebut kau inspirasi revolusi
Sambil ia buka kutangmu
Dan kau Dasima
Khabarkan pada rakyat
Bagaimana para pemimpin revolusi
Secara bergiliran memelukmu
Bicara tentang kemakmuran rakyat dan api revolusi
Sambil celananya basah
Dan tubuhnya lemas
Terkapai disampingmu
Ototnya keburu tak berdaya
Bangun para pecundang di tanah tak ber-Tuhan! Merdeka dirimu dari kebohongan mutlak! Darah yang sudah tumpah dibayar bukan dengan emas. Mintalah pada mereka apa yang menjadi hak kalian! Tangan kotor mereka tidak akan pernah pantas menyentuh dirimu dan menjamah apa yang terlihat. Merah membara hatimu! Menyala amarahmu! Tampar wajah mereka yang takut dikritik karena ketakutan! Suatu hari nanti mungkin kau akan bayar semua dengan nyawa. Mungkin suatu hari nanti kau akan hilang karena benar. Tetapi buang semua risaumu! Hantam segala ragu! Kita akan abadi dan kita tidak akan mati.
Malam akan semakin panjang dan pagi akan menjadi kelam. Ketika itu semua terjadi maka hanya penyesalan yang akan engkau makan.