source |
Dirilis pada tahun 1986 di Britania Raya dan sukses menembus beberapa chart musik ternama di Inggris sampai Amerika Utara.
Beberapa lagu The Smiths yang paling gue suka juga berasal dari album ini kya: "There Is a Light That Never Goes Out", "Cemetry Gates", "The Boy with the Thorn in His Side", dan "Bigmouth Strikes Again" adalah beberapa lagu The Smiths favorit gue yang berasal dari album ini.
Perpaduan gaya jangle pop,British Invasion,musik orkestra,rockabilly, sampai punk rock menghasilkan sebuah mahakarya yang bahkan sampai sekarang masih memberikan pengaruh yang signifikan terhadap musik. Album ini memberikan sebuah sensasi yang luar biasa dan membuat The Smiths dinobatkan sebagai salah satu band terbesar di Inggris pada saat itu.
Aransemen musik yang luar biasa dan penulisan lirik yang cerdas. Beberapa majalah musik di masa itu menulis banyak review positif terhadap album ini.
Okey, mari kita bahas lagu-lagu di album ini yang berhasil membuat gue semakin tergila-gila dengan mereka.
The Queen is Dead
Jujur, ketukan drum Mike Joyce di awal dan sepanjang lagu ini buat gue sangat heavy dibandingkan permainannya di lagu-lagu The Smiths lainnya. What a song... Ketika Johnny Marr mulai bermain dengan pedal wah-wah semua terasa begitu keras ditambah lagi dengan lirik-lirik pedas ala Morrissey. A very great song.
Pass the pub that wrecks your body
And the church, all they want is your money
The Queen is dead, boys
And it's so lonely on a limb
Frankly Mr. Shankly
Otokritik. Nuansa music hall sungguh amat terasa di lagu yang jelas-jelas menyindir label musik tempat The Smiths pernah bernaung saat itu: Rough Trade Records.
Frankly, Mr. Shankly, this position I've held
It pays my way, and it corrodes my soul
I want to leave, you will not miss me
I want to go down in musical history
I Know It's Over
This is an emotional song, very emotional. This song starts with minimal drum, quiet strumming acoustic guitar and a bass that intersperses Morrissey's highlighted voice. Menurut gue lagu ini mengisahkan tentang perpisahan yang abadi, akhir dari sebuah cerita yang panjang dan indah. Sebuah lagu yang sangat-sangat indah. Cocok didengarkan di kala hujan. hehehe
Sad veiled bride, please be happy
Handsome groom, give her room
Loud, loutish lover, treat her kindly
Although she needs you more than she loves you
Never Had No One Before
Lagu tentang kesendirian, tentang seseorang yang kesepian. Gue sering banget dengerin lagu ini ketika gue sedang dilanda kesendirian yang benar-benar parah. Gue merasa seperti tokoh dalam lagu ini yang berjalan entah kemana meratapi kensediriannya. Jujur lagu ini berasa banget nuansa 80-an.
I know I'm alone
I'm alone, I'm alone, I'm alone
And I never, never had no one ever
I never had no one ever
Cemetery Gates
Huah, I love this song. Kaya cerita tentang dua orang yang main-main ke kuburan sambil bawa buku masing-masing. Di lagu ini setidaknya ada 3 nama penulis yang disebut: John Keats,William Butler Yeats, dan Oscar Wilde. Faktanya, Morrissey memang adalah seorang yang sangat mengagumi semua karya dari Oscar Wilde dan lirik-lirik yang dia tulis banyak mengambil inspirasi dari Oscar Wilde.
Bigmouth Strikes Again
Salah satu single yang dirillis dari album ini. Lagu ini punya tema umum tentang perilaku kebanyakan manusia yang lebih banyak bicara daripada bertindak. Yep, BIGMOUTH. Sebagai tokoh yang tidak mainstream lagu ini lebih melihat ke sisi orang yang sebenarnya tahu tapi memilih tidak banyak bicara seperti orang-orang yang sok tahu. Sikap. Suara backing vocal wanita di lagu ini ditulis sebagai Ann Coates yang sebenarnya hanyalah tokoh fiktif rekaan Morrissey dan Johnny Marr sebagai bahan lelucon. Nama Ann Coates sendiri diambil dari nama salah satu distrik di kota Manchester yaitu Ancoats. Dan suara backing vocal wanita tersebut adalah suara Morrissey yang bernyanyi dengan efek suara gas helium.
Bigmouth, bigmouth
Bigmouth strikes again
And I've got no right to take my place
With the human race
The Boy with the Thorn in His Side
"The thorn is the music industry," Morrissey pernah berujar demikian dalam salah satu interview. Industri musik yang tidak pernah mau mendengar dan tidak pernah percaya dengan kemurnian sebuah karya dan menilai bagus atau tidaknya sebuah lagu dari berapa uang yang dapat dihasilkan. Lagu ini adalah lagu The Smiths pertama yang muncul dalam promosi video. Sebuah bentuk materi promosi jenis baru yang meledak di tahun 80-an. Awalnya mereka menolak dengan alasan mereka bukan bagian dari kapitalisasi industri musik tapi pada akhirnya label yang menentukan. Lagu ini menjadi favorit gue jujur gue suka banget suara Morrissey di lagu ini. Harmonisasi dengan musiknya benar-benar menghipnotis.
The boy with the thorn in his side
Behind the hatred there lies
A murderous desire for love
How can they look into my eyes
And still they don't believe me?
How can they hear me say those words
Still they don't believe me?
And if they don't believe me now
Will they ever believe me?
And if they don't believe me now
Will they ever, they ever, believe me?
Vicar in a Tutu
Lagu yang jika didengarkan oleh "close-minded believer" akan menjadi suatu perkara yang cukup besar. Lagu ini terkesan seperti dark joke untuk gereja Katolik. Mengisahkan tentang seseorang yang ditolak dalam lingkungan Katolik dengan alasan "kurang suci". Topik yang berat dibungkus dengan lirik dan musik yang sangat playful. Morrissey kenyataannya memang dibesarkan dalam lingkungan Katolik yang sangat kuat tapi dia sendiri menyatakan bahwa dia tidak pernah percaya terhadap konsep ke-Tuhan-an.
There is a Light That Never Goes Out
Genius!
Lagu ini hebat..puitis nan romantis. Salah satu lagu paling hebat sepanjang sejarah. Gue suka lagu ini. Saking sukanya bahkan di salah satu tembok kamar gue judul lagu ini gue tulis beserta liriknya. gue gabisa jelasin lagi liriknya. Biarkan kalian menentukan. This is a very very great song.
Take me out tonight
Where there's music and there's people
And they're young and alive
Driving in your car
I never never want to go home
Because I haven't got one
Anymore
Take me out tonight
Because I want to see people and I
Want to see life
Driving in your car
Oh, please don't drop me home
Because it's not my home, it's their
Home, and I'm welcome no more
And if a double-decker bus
Crashes into us
To die by your side
Is such a heavenly way to die
And if a ten-ton truck
Kills the both of us
To die by your side
Well, the pleasure - the privilege is mine
Take me out tonight
Take me anywhere, I don't care
I don't care, I don't care
And in the darkened underpass
I thought oh God, my chance has come at last
(But then a strange fear gripped me and I
Just couldn't ask)
Take me out tonight
Oh, take me anywhere, I don't care
I don't care, I don't care
Driving in your car
I never never want to go home
Because I haven't got one, da
Oh, I haven't got one
And if a double-decker bus
Crashes into us
To die by your side
Is such a heavenly way to die
And if a ten-ton truck
Kills the both of us
To die by your side
Well, the pleasure - the privilege is mine
Oh, there is a light and it never goes out
There is a light and it never goes out
There is a light and it never goes out
There is a light and it never goes out
There is a light and it never goes out
Some Girls Are Bigger Than Others
Rada sexist deh lagu ini. Tapi itulah The Smiths dan Morrissey secara khusus sebagai penulis lirik yang luar biasa cerdas. Dalam salah satu wawancara dengan majalah NME tahun 1986 Morrissey pernah berkata, "The whole idea of womanhood is something that to me is largely unexplored," sehingga akhirnya lahirlah lagu ini yang mengekspos bagian tubuh dari tiap wanita dan bagaimana hal tersebut bisa menjadi perdebatan panjang antar wanita. This song closes The Smiths' third album, The Queen Is Dead. The comedic and rather frivolous lyrics are noted for standing in ironic contrast to the bleak tales told on the rest of the album.
Yep, seperti statement dari drummer The Smiths, Mike Joyce, "Only Morrissey could get away with that lyric - vegetarianism, sexism, children being murdered."