,

Happy Birthday JIMI HENDRIX!!

November 28, 2011 Samuel Yudhistira
Well, it's late, tapi setidaknya gw ngucapin, berhubung kemarin gak sempet on-line. Seseorang yang teramat gw puja.

Idola gw yang paling berpengaruh dalam kehidupan bermusik gw.

Seorang gitaris rock/blues/jazz yang udah mendobrak dunia mainstream kala itu dengan permainan mautnya.

And now I'd like to say, "HAPPY BIRTHDAY JIMI HENDRIX!!!!"

You will never die!






and we still do what you were sayin', man: "When I die just keep play the records"

yeah still, until now and then...


, ,

GIG! A Tribute to The Strokes

November 15, 2011 Samuel Yudhistira
Wuhhaaayyy, The Chronograph, band yang empunya blog ini akan kembali nampil di pagelaran A Tribute to The Strokes tanggal 24 November 2011.

Wow, gig kedua tahun ini, tahun yang rada sepi gig, dan pertama kalinya kita nampil di acara tribute terhadap suatu band yang udah dianggap memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan musik.




Kenapa The Strokes??

Well, bisa dibilang gw dan personil The Chronograph lainnya adalah penggemar dari band ini, pertama kali kita ngeband juga lagu-lagunya The Strokes jadi pilihan kya "You Only Live Once" ato "12:51".

Dan merupakan suatu kesempatan yang cihuuy bisa ngebawain ulang lagu-lagu mereka di panggung nanti. Anyway ada sedikit kabar gak mengenakkan karena gitaris The Chronograph si Aris belum pasti bisa hadir lantaran sibuk kuliah di Semarang. Tapi, gw sama anak-anak yang lain cuma bisa berharap kemungkinan yang baik.

Dan ada hal baru juga, dengan munculnya pemain additional, yaitu keyboard yang diisi sama Thari, yeay, doi asik banget orangnya dan akhirnya eksplorasi dengan keyboard bikin otak-otak kreatif kita bertambah, saking kreatifnya lagu "I Can't Win" dari The Strokes dibikin sebuah versi yang terkesan lebih "dark" rada psychedelic, kya dengerin The Strokes tahun 60-an, mungkin kalo pake Hammond Organ bakal lebih gokil jadinya.

Well, fellas, just wishing for the best!!

And enjoy the gig, lads!!

,

I Wanna Be Adored

November 10, 2011 Samuel Yudhistira
Whooaaaa I'm back...


Let's make some noise! Some riot! Some act! Or some war maybe, :D
Let's go crazy!

Berhubung gw sangat mudah menyibukkan diri dengan hal-hal gak penting jadinya blog ini agak sedikit terbengkalai.
Tapi gpp, yang penting kita tetep rock and roll dan semua itu bisa diatur dengan mudah, my friend, hehehe.

Kemarin gw sempet baca satu kalimat yang rada bikin gw terpana membacanya.

Tulisannya begini, "How many roads must a man walk down, before you call him a man?"

Kalo gw gak salah lagunya Bob Dylan "Blowing In The Wind" (kalo gak salah), asli, baca kalimat di atas sedikit mengganggu pikiran gw. Kalimat yang simpel tapi mengandung makna yang lumayan dalem terutama buat para lelaki.

Laki-laki itu gengsinya tinggi, my friend. Entah kodratnya sudah begitu atau mungkin karena pengaruh biologis hanya Tuhan yang tahu, tapi sadar gak sih, para lelaki itu mudah banget tersinggung kalo ada topik yang menurut dia, hanya dia yang ahli. Asli, semua cowok yang gw temuin rata-rata begitu makanya jangan heran kalo ada cowok berantem gara-gara bola, gara-gara duit, gara-gara musik, gara-gara pengetahuan, bahkan cewek.

Wajar aja, sebagai cowok setiap hal yang berhubungan langsung dengan dia merupakan harga diri yang gak bisa begitu aja diusik orang. So, jangan heran banyak juga cowok yang ego-nya lebih tinggi dibanding cewek.


Well, gak semua begitu sih, cuman yang gw liat di lingkungan gw rata-rata begitu. Yang kedua juga cowoknya gengsinya rada gede, bung! Terutama kalo disurh ngelakuin sesuatu yang berbau feminim. Contoh: pergi ke pasar. Jarang banget, my friend, cowok-cowok yang betah kalo di tengah pasar apalagi kalo lagi umur-umur rawan (labil), beeehhh, ribet banget kalo disuruh ke pasar, berasa dosa banget kali dia kalo nyentuh yang namanya pasar.

Anyway berhubung gw juga cowok, maka dari itu gw juga rada paham dan pernah mengalami beberapa hal yang berhubungan dengan sifat dasar cowok. Berikutnya, cowok itu selalu pengen diliiat, rada suka show off kalo gw bilang. Tujuan dasarnya adalah mendapat pengakuan dari lingkungan. Makanya jangan heran kalo rata-rata cowok pengen jadi jagoan. :D


Every man for himself, cowok rada egois, kadang maunya menang sendiri, agak tricky (tergantung orangnya juga). So, gak usah kalo ngeliat cowok suka banget ngerebutin sesuatu yang kadang menurut orang lain rada "gak penting".

Well, seperti yang gw bilang, semua cowok wanna be adored. Gak ada yang mau dijauhin, dibilang gak gaul,dibilang gak gentle, gak maskulin, blah...blah...blah...

Padahal semuanya itu kembali ke orangnya masing-masing, karena penilaian diri kita sendiri adalah bukti kalo kita mencintai diri kita sendiri. Dengan begitu kita mengerti apa yang baik buat kita dan tidak.

Well, folks, stay sharp, stay cool, stay rock....

Anyway untuk pertanyaan di atas yang hurufnya paling gede itu Bob Dylan punya jawabannya.

"The answer my friend, is blowing in the wind."

Movie Review: Death at a Funeral

November 03, 2011 Samuel Yudhistira


Salah satu film komedi yang paling gw demen, film asal Inggris produksi tahun 2007 ini mengisahkan tentang Daniel yang ditugaskan untuk mengatur pemakaman ayah-nya ketika ayahnya meninggal, tapi upacara pemakaman yang seharusnya sakral dan penuh dukacita justtru menjadi chaos dan tak terkendali dengan banyak masalah.

Mulai dari jenazah yang salah kirim,kedatangan adik Daniel dari Amerika,tunangan sepupunya yang berubah menjadi sedikit tidak waras akibat obat-obatan,seseorang yang berusaha mendapatkan kekasih lamanya yang akan menikah,kedatangan paman yang menyebalkan,dan masalah besar terakhir yang akhirnya membuat keluarga ini terjebak dalam sebuah dilema.

Asli, menurut gw film ini rada irit tempat, soalnya setting-nya cuman di satu rumah dengan segala masalah yang dihadapi tokoh utama. Dan jujur aja kekocakan ala Inggris yang mungkin gak bisa didapat di film-film Hollywood.

Gw jamin bakalan ngakak abis deh nonton film ini, gw juga udah beberapa kali nonton ulang dan gak ngerasa bosen sama film ini, walaupun gw akui endingnya agak "garing" dan datar tapi tetep film berdurasi 90 menit ini cukup menghibur, tapi berhubung banyak bahasa yang agak "rude" jadi kudu ditonton sama orang-orang yang udah 18+ lah, bukannya ada adegan yang kurang senonoh, tapi bahasanya itu, asli kasar-kasar banget.


Pokoknya ni filem wajib tonton dah!!



CHEERS!!