, ,

Sembunyi

July 20, 2020 Samuel Yudhistira
Mari kita masuk ke dalam gua dan sembunyi sampai badai berlalu. Diam sendiri di pojokan gelap sendiri, sunyi, dan tanpa suara. Takut? Tidak. Mungkin sudah saatnya kita tarik diri kita kembali ke dalam peraduan tanpa batas. Hening. Semua orang tiba-tiba takut mati. Mereka yang tadinya memuliakan kematian tiba-tiba menjadi yang terdepan menyelamatkan dirinya. Heran...

Vitamin A, B, C, D, E, F, G ditelan tanpa banyak komplain. Herbal ini itu penangkal bencana. Ahh peduli setan! Yang penting kita selamat dulu. Pada akhirnya semua orang itu takut menghadapi kematian. Membual di social media agar terlihat gila mencintai neraka.

Tak pandang bulu memang makhluk kecil menyebalkan ini. Sekaya apapun, semiskin apapun, sepintar apapun, sebodoh apapun semua bisa dihinggapinya. Sama rata, sama rasa. Virus ini sebenarnya adalah komunis sejati. Tak pandang bulu. Marxis dalam artian sebenarnya.

Kembali lagi kita ke gua persembunyian kita di mana kita menumpuk senjata-senjata pamungkas penolak kemalangan. Semua menghindar. Kehidupan sosial kita tergantikan oleh mesin-mesin digital. Tak mau bersentuhan! Najis! Cuci bersih semua sebelum kau kembali tidur!


Ruang-ruang yang tadinya gegap gempita penuh dengan tawa dan musik tiba-tiba sepi. Semuanya takut! Takut tertular, takut manusia, takut efek sampingnya, takut mati...

Sudah jelas kan, mana yang sebenarnya ingin mati dan mana yang hanya pura-pura ingin mati. Tak usah malu, kami mengerti. Tapi mungkin luka-luka di kepala dan hati kami tertawa terbahak-bahak melihat tingkah polah kalian di media sosial.

Selamat menikmati persembunyianmu!