, , , ,

Secuil Kisah Cikini (part 2)

December 14, 2020 Samuel Yudhistira

 


I'm lucky, I can open the door and I can walk down the street
Unlucky, I've got nowhere to go and so I follow my feet
Belle and Sebastian - Dirty Dream Number Two


Mas, kopi susu satu! 

Terhidanglah si kopi susu di depan dan mulailah kembali percakapan tentang musik dan film bergulir liar dari lidah kita. Kau memulai dengan membahas tentang The Trainspoitting, film yang membuat beberapa teman kita menglorifikasi penggunaan heroin dan mati naas di kamar mereka. Kita menutup hari dengan duduk di pelataran "bata merah" sambil mendengarkan Waterloo Sunset milik band The Kinks.


Pfffft.....datang kepagian sementara nampaknya acara masih belum ada tanda untuk mulai. Lalu dengan santainya kau duduk di dalam sebuah kafe di depan gudang tua tempat pertunjukan. Makan sebongkah roti dengan tiket pertunjukan masih di tangan, takut hilang rupanya. Ketika musik mulai menghentak kau hilang kendali dan larut dalam sebuah pengalaman musikal nan mistis. Terpana melihat mereka yang berjingkrakan di panggung dan di barisan penonton. Gilak! Apa ini?! Sebuah hari yang sampai detik ini masih hidup di dalam otakmu. Kau masih ingat setiap detik peristiwa yang terjadi di sana.


Instingmu mengatakan kalau kau harus segera menuju Cikini...sementara hujan tanpa ampun menghajar Jakarta yang sudah renta. Kau putuskan untuk tetap menerobos hujan dan tiba di sana ketika air sudah meluap di jalan utama. Luar biasa instingmu! Kau selamatkan sang gadis yang terjebak genangan air walau tetap kecewa karena film yang sudah kau tunggu sekian lama batal kau saksikan di hari terakhir pemutaran.


Ketika kita terhibur dengan rumah makan cepat saji yang sudah cukup melegenda dengan interior gedungnya yang membuat kita serasa kembali ke tahun 1996. Tanpa kita sadari program marketing mereka bahkan tidak berubah sejak dari kecil dahulu.

Semua nampak sempurna dan indah hingga pada akhirnya seng-seng besi petunjuk larangan melintas karena ada proyek berlangsung mulai terpasang... Semua cerita dan kenangan ajaib yang terjadi di sana tidak akan pernah hilang, hanya bentuk saja yang berubah. Menyenangkan memang masa-masa itu. Masa ketika kita tidak pernah berpikir tentang apa itu hari esok dan semua masalah lewat begitu saja ketika kita semua berkumpul dengan segala banyolan konyol kalian.


Semuanya berubah dan memang harus berubah. Karena tak selamanya kau tinggal di dalam kenangan dan merasa apa yang telah terjadi merupakan yang terbaik. Biarkan kenangan itu hidup dalam hatimu dan tidak mati, tetapi jangan pernah kau hidup di dalam kenangan dan membiarkan jiwamu mati di dalam ragamu.


"You're not getting any younger, Mark. The world's changing. Music's changing. Even drugs are changing. You can't stay in here all day dreaming about heroin and Ziggy Pop." -Diane, The Trainspotting-