Gue kyanya kebanyakan membahas soal album-album musik yang gue suka tapi band gue sendiri gak pernah gue bahas di sini. Lost adalah judul E.P. kedua dari Hahawall setelah sebelumnya merilis E.P. bertajuk Beautiful Day dalam format kaset di bawah naungan label independen Pita Hitam Records.
Mini album kedua ini banyak dibilang lebih sangar, berisik, noise, dan elemen-elemen rusuhnya lebih kaya daripada E.P. pertama. Well, ini kan menurut orang-orang.
Gue sendiri baru tergabung dengan Hahawall tahun 2016. Sebelumnya, gue sering sepanggung sama mereka di beberapa acara dan kenal dengan Bayu, vokalis/bassist Hahawall yang kebetulan waktu itu bekerja sebagai graphic designer paruh waktu di sebuah perusahaan media. Setelah band gue, Bising Kota bubar jalan gue diajak Bayu buat gabung dengan Hahawall yang pada waktu itu baru saja ditinggal gitarisnya.
Singkat cerita, gaya bermain gue yang bluesy rada gak masuk dengan karakter musik Hahawall yang lebih banyak dipengaruhi band-band noise dan shoegaze. Walhasil gue harus belajar ulang demi memenuhi standar musik mereka.
Kebetulan yang menyenangkan, ternyata selera musik mereka gak beda jauh sama gue. Kita sama-sama suka The Velvet Underground, Sonic Youth, My Bloody Valentine, dan Chelsea Light Moving. Mungkin karena taste yang gak beda jauh ini menyebabkan gue akhirnya mudah untuk mengubah gaya bermain gitar gue dan blend in dengan mereka.
Selama bergabung dengan Hahawall gue banyak ngulik riff-riff dan tone yang jauh dari kebiasaan gue. Secara umum, gue belajar ulang main gitar.
Okey, mari kita bahas album ini.
69
Album ini dimulai dengan hentakan pelan yang tiba-tiba berubah rusuh ketika kedua gitar masuk. Lagu ini sungguh amat cocok dijadikan pembuka album yang berisik ini. Liriknya? Wahduh gajauh-jauh dari pengaruh alkohol dan substansi.
Yah, kira-kira begitulah. Namanya juga anak muda. hehehe
Bearing a fall, it's gonna keep the rail.
You gotta get it on!
Bearing a fall, it's gonna keep the rail.
You gotta get it on!
Lost
Lagu kedua diawali dengan teriakan depresif dan langsung dihajar riff keras dan ketukan drum yang cepat. Uedan! Lagu ini macam naik roller coaster. Cepat, pelan, sedang, pelan, cepat, tiba-tiba super cepat di beberapa bagian. Enak nih sambil headbanging di deket ampli.
The lamp is so dumb
a fuckin' dumb
a really dumb
Today/Fade Away
Nah, ini adalah single pertama dari E.P. ini. Lagu ini merupakan salah satu lagu paling rumit yang ada di album ini. Intronya menyajikan harmonisasi gitar dan bass dengan riff yang aneh bin ajaib. Ketukan stagnan sepanjang lagu tiba-tiba berubah cepat. Wah, ternyata pengaruh punk-nya belum pudar, hehehe.
Lagu ini masih bercerita tentang kondisi seorang dalam pengaruh substansi. Hadeh...
Di akhir lagu benar-benar menampilkan suasana chaos yang berisik tapi tetap menyenangkan untuk didengarkan. Banyak elemen-elemen yang mengejutkan di lagu ini.
Wasted
Yak, dari judulnya saja sudah ketahuan lagu ini tentang apa. Tidak perlu dijelaskan lebih jauh. Cukup dinikmati saja. Lagu ini menjadi single kedua dari album ini dan mendapat banyak respon positif karena dinilai berbeda daripada lagu-lagu lain di album ini. Yap! Setuju! Bahkan gue sebagai personil bandnya juga sangat suka dengan lagu ini. Cepat, berisik, gapake basa-basi, dan enerjik! Video klipnya sudah bisa dilihat melalui kanal streaming Youtube.
Merah
Lagu terakhir di album ini dan merupakan satu-satunya lagu berbahasa Indonesia. Awalnya lagu ini cuman jamming-jamming noisy gak keruan yang biasanya kita bawain kalo manggung. Muncul ide unik untuk memasukkan unsur vokal nyeleneh. Lalu kita mulai berpikir kira-kira siapa yang cocok untuk mengisi vokal di lagu ini. Pilihan jatuh ke Bofag the Deadwhore. Yoi, doi adalah vokalis band Barbars dan Seek Six Sick. Kebetulan gue kenal sama orangnya dan langsung kita ajak buat ngisi vokal di lagu ini. Untunglah doi ternyata mau bantuin kita buat ngisi vokal di lagu ini.Hasilnya? Gilak! Keren mampus! Versi tanpa vokal bisa didengerin di kompilasi Popcore vol. 10 yang dirilis secara terbatas.
Lagu ini merupakan single ketiga dari album ini dan video klipnya sudah ada di Youtube.
Begitulah, ini karya gue dan teman-teman di Hahawall. Waktu band gue bubar gue sempet putus asa pengen ngeband lagi tapi gapunya temen dan ternyata Hahawall menjadi tempat gue buat mengekspresikan sisi musikal gue.
Be there, we'll make you deaf!